Mohon tunggu...
Teofilus Ricky
Teofilus Ricky Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kemacetan Jalan

16 Mei 2016   11:24 Diperbarui: 16 Mei 2016   11:39 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Di zaman yang semakin maju ini, Yogyakarta kini tidak hanya di kenal sebagai kota yang istimewa tetapi jugaa sebagai kota macet. Di setiap pagi dan sore sering terlihat adanya kemacetan di beberapa titik jalan. Hal yang sudah biasa dan tidak dapat di hindarkn lgipun menjadi sorotan di kalangan warga Jogja, setiap tahun ajaran baru penduduk atau warga yang tinggal di Jogja semakin meningkat, adanya kesenjngan antara penduduk (mahasiswa) yang datang dengan yang pergi. Hal inilah yang menjadi slah satu factor meningkatnya macet di Yogyakarta saat ini.

Kemacetan adalah salah satu kondisi yang belakangan ini sering ditemui dibeberapa titik ruas jalan di Kota Jogja. Banyak orang yang mengeluh kenapa Jogja ikut-ikutan berubah seperti kota metropolitan, yakni Jakarta. Tak jarang cara berkendara kita seebagai pengendara pun bisa menimbulkan macet. Salah satunya parkir sembarangan di bahu jalan padahal sudah ada rambu lalu lintas yang menyatakan dilarang parkir.

Salah satu ruas jalan yang hampir terkenal macet setiap harinya, terutama pada waktu pagi hari dan sore hari adalah Jalan Selokan Mataram, tepatnya di sepanjang Jalan Wahid Hasyim. Apabila ada pertanyaan mengapa di sana selalu macet? Sebab banyak sekali kendaraan entah itu roda empat maupun roda dua yang parkir tak beraturan di bahu jalan. Bayangkan saja, seseorang yang melewati daerah tersebut harus terhenti sekitar kurang lebih 30 menit hingga 1 jam karena macet.

Kadang tak heran apabila beberapa orang sempat bersumpah serapah atau emosi apalagi ketika kendaraan di depannya tak segera maju. Ya, maklum jalan tidak terlalu lebar tapi sepersekian habis untuk lahan parkir yang tak beraturan. Hal ini memang masalah klasik yang hingga saat ini pun masih dicari solusinya.

Pemerintah sebenarnya sudah ambil bagian,yang dilakukan pemerintahan setempat yaitu melakukan perlebaran ruas jalan. Namun, tetap saja hal itu tak banyak membantu. Terbukti hingga sekarang Jalan Selokan Mataram (Jalan Wahid Hasyim) masih saja macet berkepanjangan. 

Sebenarnya ada hal lain yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk meminimalisir kemacetan yang terjadi tersebut yaitu melakukan suatu komunikasi atau pendekatan pada penduduk daerah setempat. Komunikasi dari pemerintah berupa kominukasi lingkungan, yaitu suatu proses komunikasi yang mendukung suatu kebijakan dan dalam prosesnya penggunaan media dilakukan secara terencanan dan strategis untuk membuat masyarakat berpartisipasi.

Komunikasi lingkungan yang dapat di lakukan oleh pemerintah berupa peningkatkan sadar rambu-rambu di daerah yang rawan macet, jadi tidak ada lagi kendaraan yang nyerebot jalan seenanknya dan pemerintah juga harus menerapkan budaya antri bagi para pengendara. Karena terburu-buru dan tidak mau antri jugalah yang membuat jalan menjadi macet. Bisa juga dengan menghimbau polisi untuk mengatur kendaraan yang lalu lalang di jam-jam rawan macet (pagi dan sore hari) hal tersebut dapat menjadikan para pengendara lebih tertib dan antri jika ada aparat resmi yang mengatur.

Tidak hanya itu saja, dijalan yang lebih besar juga sering menegalami kemacetan seperti halnya di jalan Ring Road. pemerintah mungkin dapat melakukan kerja sama dengan pihak kepolisian untuk mengatasi macet dan memberikan untuk tertib lalu lintas. Salah satu hal yang bisa mengatasi macet adalah membuat jalan alternative seperti fly over dan juga pengalihan jalur untuk menghindari macet yang berkepanjangan. Jika pemerintah dapat menerapkan tindakan-tindakan komunikasi seperti di atas, mungkin saja macet yang terjadi di daerah selokan mataram ini bisa di minimalisir. Jika pemerintah sudah menindaklanjuti peristiwa ini dengan benar, sekarang giliran pengendara yang juga harus lebih peka dengan lingkungan, tidak hanya mementingkan dan memikirkan kepentingan pribadi, perlu ada kesadaran bagi para pengguna jalan, terutama mereka yang ingin memarkirkan kendaraannya untuk memakirkan kendaraan di tempat yang semestinya serta biasakan budaya antri. Meminimalisir macet berarti kita juga meminimalisir terjadinya kecelakaan dan rusuh di jalan raya. Pengendara pun senang, jalanan pun tenang.

Sumber : Pekakartikawati,https://rainingmonth.wordpress.com/2015/09/21/macetnya-selokan-mataram/diakses/15/05/2016.

http://30harikotakubercerita.poscinta.com/2015/09/macetnya-selokan-matarm.html?m=1/diakses/15/05/2016.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun