"Jamu jadi bagian dari kearifan lokal yang harus kita lestarikan, dan sangat baik ditumbuh-kembangkan karena bermanfaat bagi kesehatan."
Bagi bangsa Indonesia, utamanya yang tinggal di perdesaan, jamu merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Kalau kita cermati, itu sejak bayi hingga kakek nenek kita akrab dengan ramuan tradisional atau jamu.
Misalnya, pas masuk angin dikeriki nganggo brambang, sakit pilek ya dipupuki pakai brambang dan minyak telon, sakit perut diberi ramuan dari kunyit dan madu. Untuk menghilangkan pegel linu dan meriang minum jamu cabe puyang, dan masih banyak lagi manfaat lain jamu. Belum lagi yang dikonsumsi dalam bentuk minuman seperti wedang jahe, wedang sekoteng, bir plethok, jamu jun dan lain-lain.
Itu semua merupakan ilmu pengobatan warisan budaya turun-temurun. Jadi, jamu adalah bagian dari kearifan lokal yang harus kita lestarikan, dan sangat baik ditumbuh-kembangkan karena bermanfaat bagi kesehatan.
Oleh karena itu, pemerintah terus mendorong pemberdayaan potensi sumber daya lokal untuk mewujudkan Indonesia sehat dengan jamu. Bagaimana caranya? Masyarakat didorong untuk menjaga kesehatan secara alami, dengan memanfaatkan potensi yang ada di lingkungan sekitarnya.
Misalnya disetiap pekarangan ditanami sayuran dan tanaman obat keluarga (Toga) yang bermanfaat untuk menunjang gizi keluarga serta melakukan pencegahan penyakit secara alami. Belum lagi kalau mau memelihara ayam atau itik, maka telur dan dagingnya juga sangat ber-manfaat untuk menunjang gizi keluarga.
Jadi, sebenarnya sangat sederhana dan mudah dilakukan, asalkan kita mau. Untuk pekarangan rumah di daerah perumahan yang umumnya sudah diplester atau diubin, juga bisa menanam dengan pot-pot dan ember bekas, atau dengan polybag.
Selain itu, menghindari bahan makanan yang memicu timbulnya penyakit dan perbanyak minum air putih. Untuk menjaga stamina dan mengobati penyakit, dapat memanfaatkan ramuan rempah-rempah dan tanaman herbal seperti jahe, kunyit, temu lawak, dan tanaman empon-empon lainnya.
Untuk itu, kita terus dorong upaya-upaya mengembangkan wacana tentang khasiat sumber daya tanaman herbal lokal, sebagai acuan dalam mengembangkan penelitian-penelitian pemanfaatan tanaman herbal lokal sebagai bahan baku obat-obatan tradisional atau jamu.
Dalam hal ini, di Kabupaten Karanganyar telah dikembangkan klaster biofarmaka dan Laboratorium Terpadu Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TO2T) Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang dapat diberdayakan untuk memproduksi ramuan herbal yang bermanfaat bagi pencegahan dan pengobatan penyakit.