Mohon tunggu...
Otomotif

Big Data untuk Solusi Kemacetan

28 September 2018   12:50 Diperbarui: 28 September 2018   13:12 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Solusi big data mengumpulkan semua bentuk informasi lalu lintas menggunakan sensor untuk memfasilitasi kontrol dan pengawasan lalu lintas secara real-time. Selain itu, solusi big data memiliki kemampuan untuk memprediksi tren lalu lintas berdasarkan simulasi realistis dan model matematika. Tujuan dari sistem ini adalah untuk membantu pengambil keputusan melalui informasi ilmiah dan dapat dipercaya.

Masalah Parkir dan Kemacetan

Menurut WHO, 50 persen dari populasi dunia hidup di perkotaan, dan populasi ini bertumbuh rata-rata sebanyak hampir 2 persen setiap tahun. Walaupun laju populasi baik untuk kesehatan ekonomi sebuah kota, peningkatan ini seringkali membebani sistem transportasi.

Analitik data digunakan untuk membantu perencana perkotaan mengidentifikasi penyebab kemacetan. Saat ini, para perencana dapat melihat asal usul, serta titik akhir yang diukur secara empirik, dan menentukan apakah kekurangan tempat parkir merupakan sebuah masalah atau bukan. Para perencana perkotaan dapat menggunakan analitik data untuk mencari tahu tempat-tempat parkir yang lebih disukai oleh pengendara.

Perjalanan Panjang dalam Kendaraan Umum

Data sensus Amerika Serikat menunjukkan bahwa rata-rata pekerja Amerika saat ini menghabiskan 20 persen lebih waktu di kendaraan umum dibandingkan tahun 1980an. Hal ini merupakan pergerakan positif bagi perkotaan untuk menarik lebih banyak orang dan bisnis. Namun, mengukur kapasitas jalan untuk mengimbangi pertambahan lalu lintas tidka pernah mudah.

Big data dan IoT dapat digunakan untuk memperbaiki perjalanan panjang di kendaraan umum dengan mencari tahu berapa lama perjalanan, di mana perjalanan dimulai dan berakhir, dan siapa yang melakukannya. 

Para perencana kemudian dapat mengakses jika komuter-komuter itu memiliki akses tidak terbatas pada alternatif mengemudi lainnya. Para analitik dapat juga menunjukkan lokasi dari lokasi kilometer terbesar pertama dan terakhir, bersama dengan celahnya. Data ini membantu mengidentifikasi rute alternatif yang dapat mendorong para pengemudi untuk menggunakan alternatif.

Jika dikaitkan dengan Indonesia, statistik perlalu lintasan di Indonesia tidak bisa dibilang baik, terutama di kota-kota pusat ekonomi. Berdasarkan riset yang dilakukan Inrix pada 2017, Jakarta berada di peringkat 12 kota termacet di dunia, naik dari posisi sebelumnya pada 2016 yang berada pada peringkat 22. Bahkan di Asia, Jakarta berada di posisi 2 kota termacet, hanya kalah dari Bangkok. Lama waktu kemacetan yang dirasakan pengendara di Jakarta, dalam setahun rata-rata mencapai 63 jam dengan porsi 20 persen.

Permasalahan di Indonesia, terutama di Jakarta adalah Jakarta memiliki populasi yang sangat besar tapi sangat minim jalan dan sistem transportasi. Kemudian, Jakarta juga kurang penggunaan sistem transportasi cerdas terbaru seperti misalnya optimasi lampu lalu lintas atau jalur yang dinamis.

Dalam hal ini, Big Data bisa digunakan sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan lalu lintas yang ada di Jakarta seperti yang dilakukan di kota-kota besar negara maju. Kendalanya adalah kebanyakkan piranti big data berasal dari luar negeri dan tidak terlalu memahami apa yang dibutuhkan Indonesia sebenarnya. Namun, banyak yang belum mengetahui bahwa Indonesia juga memiliki piranti lunak big data kreasi anak bangsa bernama Paques.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun