Dalam beberapa bulan terakhir, tren padel mulai mencuri perhatian, terutama di kalangan Gen Z. Olahraga raket yang dulunya kurang dikenal, kini menjelma jadi aktivitas gaya hidup baru yang ramai di media sosial, dicoba banyak anak muda, dan bahkan mulai membentuk komunitas.
Lapangan berwarna, raket kecil, hingga suasana bermain yang santai membuat padel cepat dilirik. Sekilas mirip tenis, namun padel lebih mudah dimainkan dan terasa lebih sosial. Tapi apa sebenarnya yang membuat padel begitu cepat diterima Gen Z?
Mudah Diikuti, Ringan Dilakukan
Padel dimainkan berpasangan di lapangan berdinding kaca. Teknik dasarnya mudah, raketnya ringan, dan peraturannya cepat dipahami. Siapa pun bisa coba, tanpa harus jago atau berpengalaman. Itulah yang bikin padel terasa ramah untuk semua.
Buat Gen Z yang sering merasa olahraga itu ribet, mahal, atau perlu skill tinggi, padel datang sebagai solusi.
“Aku awalnya cuma penasaran karena sering lewat di FYP TikTok. Eh ternyata sekali coba langsung ketagihan,” Dinda (22), mahasiswi asal Jakarta.
Format permainan empat orang membuat padel terasa lebih interaktif dan mencairkan suasana. Banyak anak muda menjadikannya ajang “nongkrong sehat” yang sejalan dengan gaya hidup Gen Z yang mencari keseimbangan antara hiburan dan kesehatan.
Dipopulerkan Sosmed, Diperkuat Komunitas
Tren padel di Indonesia memang banyak dipicu oleh unggahan influencer dan konten TikTok atau Instagram. Tagar #padelindonesia bahkan telah digunakan dalam ribuan video TikTok yang mencerminkan tingginya minat anak muda terhadap olahraga ini. Namun, yang membuat padel tidak sekadar menjadi tren sesaat adalah keberadaan komunitas-komunitas yang terus tumbuh dan aktif.