"Mari, Bung, Rebut Kembali.....!" Sepenggal lagu itu menjadi jawaban pasti atas niat G. Toisutta untuk tetap bertarung di ajang pemilihan Ketua Umum Persatuan Suami Sayang Isteri (PSSI). Tanpa mempedulikan gencarnya kampanye negatif pesaingnya, termasuk Agum Gumelar yang terpaksa bolak-balik mengemis pertolongan ke kandang FIFA, Toisutta dan Panigoro tak tertahankan. Sementara itu dukungan terhadap mereka pun tetap menggelora dari Sabang sampai Merauke!
Seorang pengurus PSSI berkata: "Tak ada alasan bagi FIFA untuk menjatuhkan sanksi jika Toisutta terpilih sebagai Ketua Umum PSSI. Isu-isu itu sengaja dikembangkan oleh para pesaingnya, termasuk Agum Gumelar yang diam-diam ikut mengincar jabatan Ketua Umum.....!"
Adalah benar, sampai sekarang tak seorang pun yang dapat mengemukakan jawaban sah atas pertanyaan: "Atas dasar apa Toisutta dan Panigoro dilarang mengikuti pemilihan Ketua Umum PSSI?" Alasannya hanya berputar-putar pada "sudah menjadi keputusan FIFA, untuk tahun ini saja, periode berikutnya mereka bisa ikut...." Padahal kalau mau jujur, keputusan FIFA itu didasari oleh kuatnya lobby Nurdin Halid di masa lalu untuk menjegal pesaingnya yang berpotensi mengalahkannya!
Jika demikian, mari kita dukung Kongres PSSI yang demokratis, jujur, adil dan sportif. Siapa pun boleh mencalonkan diri, asalkan mendapat dukungan dari pengda-pengda dan klub-klub, serta tidak bertentangan dengan peraturan dalam negeri Indonesia. Hanya Undang-Undang NKRI! Bukan Undang-Undang FIFA, karena tak hukum FIFA berhak mengangkangi kedaulatan NKRI!
Ketulusan mendasari rasa percaya diri. Rasa percaya diri merefleksikan keberanian. Sedangkan keberanian acapkali muncul dari keyakinan akan kebenaran. Toisutta dan Panigoro tidak hendak mencari kekayaan dari PSSI. Tidak hendak korupsi. Hanya dharma-bhakti, tak ada selain dharma-bhakti!
Ayo, kita dukung mereka ikut Pemilihan Ketua Umum PSSI!
*****
