Mohon tunggu...
tendi s
tendi s Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

seorang pemuda yang berkeinginan untuk keliling dunia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berbagi Malam yang Hangat dengan Mamang Grab

26 Desember 2019   15:18 Diperbarui: 26 Desember 2019   15:26 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Pengalaman adalah guru yang terbaik "  dengan nya kamu akan mendapat kan Mutiara kehidupan yang amat berharga untuk kehidupan mu, akan membantu untuk melihat dan merasakan betapa indah dan menakjubkannya pengaturan Tuhan selaku pencipta Alam, dimana setiap rentetan peristiwa yang di alami setiap manusia, memiliki makna penting dan saling berkaitan satu sama lain, setiap untaian benang takdir terjalin rapi, saling berhubungan, dan sistematis, , menandakan kuasa tuhan yang maha adil dalam mengatur setiap kegiatan dan kehidupan setiap hambanya.

Salah satu Mutiara kehidupan itu saya dapatkan dari seorang bapak driver online aplikasi grab, kejadian itu terjadi di awal hari sabtu bulan November, kala itu saya pergi ke Daerah Dago untuk menghadiri suatu acara seminar, acra tersebut membicarakan seputar character buiding, yang mana salah satu hal yang menarik adalah: kunci kebahagian hidup di antaranya ialah: banyak bersyukur dan banyak memberi, tema tersebut cukup menarik, karena baik dari segi materi maupun pemateri dengan lihai menyampaikan materi, acara selesai pukul 10 malam. Ketika keluar dari tempat seminar dan melihat sekitar, langit sudah berselimutkan malam, hati mulai cemas timbul rasa khawatir dan berandai -- andai karena tidak ada transfortasi umum yang berlalu lalang lagi.

Untuk menepis kekhawatiran itu, akhirnya saya memutuskan untuk berdiri di sisi trotoar jalan untuk menunggu angkutan umum yang datang, entah berapa lama waktu yang terlewatkan saya sama sekali tidak mampu megingatnya, ketika melihat ke jalan raya, dari kejauhan terlihat angkot, rasa senang tumbuh dalam dada.

Ketika sudah mendekat, saya memutuskan naik kendaraan tersebut, kasur yang hangat serta baju  baru yang bersih terlintas dalam benak, karena memang badan sudah lelah dan membutuhkan istirahat. Tapi lamunan indah itu seketika lenyap beriringan dengan angkutan umum yang mengatakan bahwa  batas pemberhentiannya Cuma sampai sini.

Seketika rasa khawatir tersebut muncul kembali karena ketika melihat hp pukul sudah menunjukan pukul 10 lebih 30 menit, panic makin menyelimuti, bingung hendak meminta pertolongan kepada siapa, karena tempat saya turun dari angkot merupakan daerah dengn jalan besar dan sepi, ketakutan semakin menyelimuti. Akhirnya di tengah kekalutan tersebut tersirat untuk mengecek aplikasi grab.

Melihat fitur di grab, akhirnya memutuskan untuk memakai jasa layanan grab, dan menunggu agar driver datang menjemput. Jalan amat sepi bahkan sangat sepi kala itu, saking sepinya saya dapat mendengar hembusan napas ku sendiri, kegelisahan tetap menyelimuti ku, dalam benak ku muncul praduga bisakah saya pulang dengan selamat, sepi tersebut terasa sangat mencekam Karena memang pada saat itu tidak ada tanda tanda kehidupan. Setelah cukup lama menunggu driver datang.

Seorang pria paruh baya dengan wajah teduh tersenyum sembari menanyakan apakah saya yang memesan grab dengan tujuan cibiru, saya mengiyakan dan bapak driver tersebut memberikan helm kepada saya. Perasaaan lega kembali hadir, akhirnya kami pun berangkat menuju tempat tujuan. 

Beberapa menit menuju tempat tujuan alangkah kaget bukan main, karena uang dalam dompet telah habis tak bersisa, bingung, takut, semuanya menjadi satu,  taka da waktu untuk berpikir karena bapak driver sudah mengantarkan sampai tempat tujuan, dengan berat hati tanpa maksud menyakiti, saya katakana apa adanya dengan terbata bata sembari menunduk tak berani melihat bapak driver, hening sejenak, tak lama bapak itu berkata dengan suara pelan ; "tidak apa apa".

Beliau coba untuk menenangkan diri ku yang merasa takut dan malu, beliau menjelaskan bahwa rizeki memang sudah Allah yang mengatur, dan apa yang saya alami dan perbuat kepada si bapak memang murni bukan suatu unsur kesengajaan dan izin pamit karena mendapat orderan lagi sambil berpesan untuk menjaga diri agar selamat sampai kost an. Ku arah kan langkah kaki untuk pulang, di sekitarku sudah tampang sunyi dan lengang. 

Apa yang baru saja terjadi benar benar cukup mengena dan membuat hangat hati. Badan ini bergetar dan anak sungai mengalir dari kedua pojok mata, setiap tetes yang jatuh menjadi saksi atas apa yang menimpa ku, keikhlasan dan ketulusan bapak driver benar benar dapat di rasakan oleh ku,20 menit berjalan kaki akhirnya tiba di kost an ku, dua buah bangunan berlantai 2 dengan cat hijau muda.

Ketika ku memasuki gerbang nya, sunyi dan desiran angin lembut menyapa, setiap penghuni nya sudah tidur lelap dalam dekapan mimpi, ku rogoh kunci dan memasuki kamar ku, kapur barus beraroma bunga  pun menyambut bersamaan dengan detak jam dinding  yang berpesan agar segera mengistirahatkan tubuh ini, selesai menggosok gigi, dan berganti baju.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun