Mohon tunggu...
Bung Ali Renggas
Bung Ali Renggas Mohon Tunggu... Juru Foto dan Tukang Tulis

Kau regas segenap pucuk pengharapanku. Zainuddin, Buya Hamka

Selanjutnya

Tutup

Trip

Menuang Warna di Penalama Coffee, Kentjana Space, Suryakencana

24 September 2025   08:45 Diperbarui: 30 September 2025   08:17 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Bung Ali Renggas, menggunakan kamera Kodak Ektar H35 dan roll film Kodak Colorplus 200.

Suryakencana adalah nama yang sangat indah. Dua kosakata yang bisa dibilang luhur, surya berarti matahari dan kencana yang berarti emas, bergabung menjadi satu nama yang megah.

Di Bogor, Suryakencana adalah nama sebuah jalan yang sudah melegenda. Ia merupakan kawasan pecinan yang ramai akan tradisi dan budaya. Selain itu, perniagaan di tempat ini begitu hidup dengan jual beli bermacam-macam barang. Jalan ini juga menjadi salah satu tujuan kuliner dan wisata, baik bagi orang lokal maupun luar kota, saat berpelesir di Kota Hujan.

Sumber: Bung Ali Renggas, menggunakan kamera Kodak Ektar H35 dan roll film Kodak Colorplus 200.
Sumber: Bung Ali Renggas, menggunakan kamera Kodak Ektar H35 dan roll film Kodak Colorplus 200.

Sumber: Bung Ali Renggas
Sumber: Bung Ali Renggas

Di jalan ini, mata saya mendapati sebuah tempat. Terdapat sebuah tulisan Kentjana Space di atasnya. Tempat tersebut berarsitektur khas pecinan yang juga mengingatkan dengan beberapa bangunan di Vietnam.

Kentjana Space memiliki beberapa stall tempat kuliner yang bervariasi dengan hidangan khas masing-masing. Semuanya tampak menarik, salah satunya adalah Penalama Coffee yang berada di sisi kiri.

Sekilas tak ada yang berbeda antara kafe tersebut dan kafe pada umumnya; menu kopi, minuman kekinian, dan nama-nama camilan yang kadang menimbulkan pertanyaan, "Seperti apa tampilan dari makanan ini?" Satu hal yang menarik pada daftar menu kafe ini adalah mereka menyediakan peralatan melukis. Kafe dan melukis adalah sesuatu yang jarang terjadi sehingga hal tersebut menjadikannya unik. Namun, muncul pertanyaan, "Apakah melukis di kafe benar-benar bisa 'dinikmati'?"

Ada beberapa hal yang mengganjal perihal melukis di sebuah tempat makan. Pertama, melukis itu tidak mudah, apalagi bagi orang yang jarang bertemu dengan tinta warna dan kuas. Kedua, apa jadinya melukis di meja kafe yang di sekitarnya ada minuman dan makanan. Pasti akan menjadi sebuah pemandangan yang menampilkan keruwetan. Ketiga, kekhawatiran perihal orang-orang introvert dan pemalu akan sudut pandang pengunjung lain melihat proses melukis mereka yang dirasa memalukan.

Saran saya atas perihal yang mengganjal tersebut adalah lakukan saja dulu. Coba saja dulu. Melukis saja dulu. Tumpahkan saja dulu apa yang sedang kamu pikirkan lewat tinta warna dan kuas kepada kanvas yang tampak lugu. Mungkin, kamu tidak menyangka dengan warna-warna yang kamu pilih. Kamu tidak menyangka objek apa yang kamu lukis. Kamu tidak menyangka kalimat apa yang kamu tulis. Tidak ada yang membatasi tumpahanmu dari hati.

Pun, ternyata, tidak semua orang yang berada di sana peduli. Kita bukan pusat dunia yang orang lain akan terus mencari. Tiap orang sibuk dengan obrolannya masing-masing. Bahkan, mereka juga sedang sibuk menggali pemikiran dan perasaan mereka sendiri yang akan mereka lukis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun