Mohon tunggu...
Patris Allegro
Patris Allegro Mohon Tunggu... Penulis dan Kreator konten

Thomisme, Atoin Meto, AI, Ekologi, Antropologi Metafisik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Iman dan Keadilan Sosial: Menimbang Pengaruh Doktrin Sola Fide dalam Konteks Kemiskinan Struktural NTT

3 Mei 2025   11:46 Diperbarui: 3 Mei 2025   11:46 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Iman dan Keadilan Sosial: Menimbang Pengaruh Doktrin Sola Fide dalam Konteks Kemiskinan Struktural NTT

Pendahuluan

Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), meskipun dikenal sebagai salah satu wilayah mayoritas Kristen di Indonesia, masih bergulat dengan kenyataan kemiskinan struktural dan korupsi yang mengakar. Ironisnya, kondisi ini hadir di tengah dominasi penghayatan iman yang tinggi. Di sinilah pentingnya telaah teologis yang kontekstual: apakah penghayatan iman Kristen di NTT telah benar-benar bersatu dengan perjuangan sosial? Lebih dalam lagi, apakah terdapat pengaruh laten dari doktrin "sola fide" Protestan terhadap sikap pasif terhadap ketidakadilan struktural?

Doktrin Iman: Sola Fide vs Fides Formata Caritate

Dalam doktrin Reformasi, khususnya dari Martin Luther, keselamatan diperoleh hanya oleh iman (sola fide), tanpa keterlibatan "perbuatan" dalam proses pembenaran. Sementara itu, Gereja Katolik mengajarkan bahwa iman yang menyelamatkan adalah fides formata caritate --- iman yang dibentuk dan dihidupi oleh kasih. Artinya, iman sejati harus menghasilkan transformasi moral, kasih aktif, dan keterlibatan dalam keadilan sosial.

Implikasinya besar: dalam model Katolik, iman selalu mengarah pada keterlibatan sosial. Dalam model sola fide yang tidak dikontekstualisasikan secara tepat, ada risiko iman menjadi pengalaman privat yang tidak menuntut perubahan struktur.

Konteks Sosial-Religius NTT dan Kemiskinan Struktural

NTT adalah provinsi yang kaya akan semangat religius, namun masih dililit masalah korupsi, kemiskinan desa, infrastruktur lemah, dan ketimpangan distribusi sumber daya. Bila masyarakat yang mayoritas Kristen ini memiliki penghayatan iman yang utuh, mengapa keadilan belum menjadi roh struktural?

Sebagian jawabannya bisa jadi bersumber pada cara iman diajarkan dan dihidupi. Bila iman ditekankan sebagai relasi vertikal semata antara individu dan Tuhan, tanpa orientasi sosial yang kuat, maka akan terjadi ketimpangan spiritual: kehidupan liturgis subur, tetapi kemiskinan tetap lestari.

Sola Fide dan Bahaya Iman Privatistik

Doktrin sola fide menekankan bahwa pembenaran manusia tidak tergantung pada perbuatan, melainkan pada iman kepada Kristus. Dalam konteks pastoral yang tidak kritis, ajaran ini dapat dengan mudah dimaknai secara reduktif: "asal saya percaya, saya selamat." Iman lalu menjadi urusan batin semata, bukan perjuangan aktif di dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun