Mohon tunggu...
Temonsky
Temonsky Mohon Tunggu... Orang Senang

Semua hal-hal baik.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Dari Geladak KRI RJW-992, Presiden Prabowo Kirim Pesan Keras: Prajurit Jangan Pernah Khianati Bangsa!

3 Oktober 2025   14:24 Diperbarui: 3 Oktober 2025   14:24 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.presidenri.go.id/siaran-pers/kemegahan-armada-nusantara-presiden-prabowo-saksikan-demo-laut-tni-al-di-teluk-jakarta/

Teluk Jakarta, 2 Oktober 2025, menjadi panggung megah pertunjukan kekuatan militer Indonesia. Dari atas KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat (RJW-992), Presiden Prabowo Subianto memimpin rangkaian Presidential Inspection, sebuah acara yang tidak hanya menampilkan kekuatan armada laut Indonesia, tetapi juga menyampaikan pesan penting tentang arti pengabdian dan kehormatan prajurit.

Presiden Prabowo membuka acara dengan penganugerahan tanda kehormatan. Tiga perwira tinggi TNI menerima Bintang Yudha Dharma Pratama, sementara 12 satuan terbaik TNI dianugerahi Samkarya Nugraha. Dalam sambutannya, Presiden Prabowo menekankan bahwa penghargaan tersebut adalah bentuk apresiasi tertinggi negara, sekaligus pengingat agar setiap prajurit tidak melupakan sumpahnya.
"Jaga terus kehormatan bangsa dan negara. Utamakan selalu pengabdian bagi bangsa dan rakyat. Jangan pernah mengkhianati bangsa, negara, dan rakyat Indonesia," ujar Presiden Prabowo dengan tegas.

Momentum penghormatan berlanjut dengan penganugerahan pangkat istimewa kepada 11 purnawirawan TNI. Mulai dari H.B.L. Mantiri, Bibit Waluyo, hingga Kolonel (Purn) Restu Widiyantoro, mereka menerima kenaikan pangkat kehormatan sebagai wujud pengakuan negara atas dedikasi yang melampaui panggilan tugas. Kehadiran Wapres Gibran, Panglima TNI, Kapolri, beserta jajaran menteri kabinet memperlihatkan bahwa penghargaan ini bukan sekadar seremoni, melainkan bentuk penghormatan nasional.

Namun, yang paling memukau perhatian publik adalah demo laut dan sailing pass di Teluk Jakarta. Armada kapal perang, kapal selam, pasukan khusus, hingga kekuatan udara TNI AL menampilkan manuver penuh strategi, termasuk simulasi pertempuran laut modern. Tidak hanya unsur militer, demo ini juga melibatkan kapal sipil dari Pelni, Pelindo, KPLP, Bea Cukai, Bakamla, Basarnas, hingga kapal nelayan, sebuah simbol bahwa pertahanan maritim adalah kerja bersama seluruh bangsa.

Atraksi ditutup dengan Rajawali Laut Flight, formasi udara yang memukau dan menggambarkan semangat juang tanpa kompromi. Dari geladak kapal, terlihat jelas bahwa ini bukan sekadar unjuk kekuatan, melainkan penegasan strategi pertahanan Indonesia yaitu kokoh di laut, solid di darat, dan berdaulat di udara.

Apa makna di balik seluruh rangkaian ini? Presiden Prabowo ingin menegaskan bahwa kehormatan prajurit adalah benteng terakhir bangsa. Penghargaan yang diberikan, demo kekuatan yang dipertontonkan, hingga keterlibatan masyarakat maritim adalah gambaran visi besar untuk membangun pertahanan nasional berbasis persatuan.

Di tengah dinamika geopolitik kawasan, pesan Presiden Prabowo dari geladak KRI RJW-992 sangat jelas, Indonesia harus kuat, bersatu, dan tidak boleh goyah di lautnya sendiri. Armada Nusantara bukan hanya penjaga samudra, melainkan simbol kedaulatan dan martabat bangsa.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun