Maraknya aksi kejahatan di sekitar kita cukup membuat kita resah. Kita pun harus pandai menjaga diri. Ada banyak jenis kejahatan yang kita tahu. Dari mulai kejahatan ringan sampai kejahatan kelas berat, curas, dan curat. Dari kejahatan jalanan sampai kejahatan yang halus.Â
Semua itu adalah kejahatan yang menimbulkan kerugian di masyarakat, lembaga, atau pemerintahan. Kita sebagai warga harus selalu waspada. Ada banyak faktor yang mendasari timbulnya kejahatan.Â
Mulai dari foktor himpitan ekonomi sampai dengan memang sudah diniati untuk berbuat jahat. Tipe yang terakhir ini biasanya penjara tidak membuatnya insaf.Â
Bebasnya tahanan selama pandemi covid-19 menimbulkan konsekwensi logis yang tidak bisa dianggap enteng. Mereka membawa status eks-narapidana di tengah pergaulan dengan masyarakat, ditengah keresahan warga akibat wabah novel coronavirus.Â
Ada beberapa pertanyaan yang mendasarinya, pertama siapkah mereka terjun ke masyarakat, kedua siapkah masyarakat menerima? Karena apabila tidak siap justru akan menimbulkan masalah.
Kejahatan selama pandemi corona.
Selama minggu terakhir ini catatan kejahatan di berbagai wilayah meningkat. Parahnya lagi penjahat yang tertangkap justru adalah pelaku lama. Rupanya banyak penjahat yang memanfaatkan situasi pandemi corona. Namun begitu kepolisian tidak tinggal diam, polisi mengancam akan tembak di tempat penjahat yang beraksi ditengah pandemi corona.Â
Tidakan polisi tersebut dilakukan untuk menekan kejahatan yang marak dilakukan saat pemerintah berupaya memutus penyebaran covid-19. Kejahatan tersebut sangat meresahkan masyarakat, dan mengganggu keamanan saat warga berusaha mematuhi pemerintah.Â
Durjana amatiraga
Dalam peribahasa Jawa ada ungkapan durjana amatiraga. Arti dari peribahasa itu adalah durjana atau penjahat yang nekat berani mati. Bisa juga berarti penjahat yang melakukan tapa brata untuk mendalami ilmunya. Namun hakikatnya kata amati raga adalah wani toh pati dalam melakukan kejahatannya.Â
Anda mungkin sering mendengar kabar aksi penjahat yang banyak di share lewat media sosial. Kebanyakan mereka melakukan aksi dengan nekat terang-terangan, bahkan di tengah keramaian. Cara yang mereka lakukan pun tergolong sangat sadis, tak tanggung-tanggung untuk melukai korbannya, bahkan ada yang sampai meninggal.Â