Mohon tunggu...
teguh wiyono
teguh wiyono Mohon Tunggu... Guru - guru SMAN 1 Losari dan hypnotherapist

Guru SMA lulusan Bahasa dan Sastra Jawa UNS sebelas maret surakarta. Mendapat gelar dari Kraton Surakarta Bupati Anom Raden Tumenggung Wiyono Hadipuro.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Hormatku Untukmu, Pahlawan Medis

29 Maret 2020   13:23 Diperbarui: 29 Maret 2020   13:37 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dedikasi yang sungguh luar biasa. Semangat untuk menolong sesama manusia sudah terukir dalam hatinya, sehingga tidak akan pernah mampu membiarkan orang dalam sekarat. 

Rasa dan budi dalam sanubarinya itulah yang menjadikan dia mampu bertahan sebagai pahlawan medis. Sebenarnya banyak pilihan untuk tidak melakukan pertolongan atau apapun demi keselamatan dirinya sendiri. Bukankah keselamatan diri lebih penting dari segalanya? 

Namun tidak demikian untuk pahlawan medis kita. Pertolongan adalah sebuah kewajiban yang mesti dia lakuka walaupun nyawa sendiri taruhannya. Sungguh perbuatan yang sangat mulia. 

Front terdepan lawan covid-19

Tenaga medis yang kita miliki adalah aset yang sangat berharga. Tenaga medis adalah ujung tombak kekuatan kita untuk melawan virus corona. Dapat kita bayangkan jika tenaga medis kita lemah maka sudah dipastikan tidak akan mampu membendung gempuran virus corona. 

Alangkah miris seandainya tenaga medis kita tidak sebanding dengan peralatan yang melindunginya. Sehingga menutut saya prioritas yang paling utama adalah dipenuhinya segala kebutuhan medis. 

Miris seandainya pertaruhan nyawanya ditukar dengan kelangkaan APD alat perlindungan diri. Miris melihat perjuangan mereka dengan hanya menggunakan jas hujan. 

Apapun yang namanya ujung tombak adalah pasukan elite terbaik. Selayaknya mendapat perhatian dan fasilitas yang paling baik. 

Terus meningkat setiap hari

Media massa kita setiap hari memberitakan bahwa penderita positif covid-19 semakin hari semakin bertambah, bahkan melebihi angka seribu. Sementara tenaga medis semakin berkurang, dari mulai karena meninggal ataupun resign. Sebuah fakta yang tidak seimbang. Banyak para ahli menilai pandemi yang tiba-tiba ini dirasa kewalahan menghadapinya. Ditambah dengan saran dan prasarana yang minim, praktis kita jauh dari kata layak. 

Kejujuranmu menyelamatkan mereka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun