Menurut Badan Pusat Statistik 2023, Komposisi angkatan kerja  Februari 2023, terdiri dari orang penduduk  bekerja 138,63 juta,pengangguran 7,99 juta. Dibandingkan Februari 2022, jumlah angkatan kerja meningkat sebanyak 2,61 juta orang, penduduk bekerja bertambah sebanyak 3,02 juta orang, sementara pengangguran berkurang sebanyak 0,41 juta orang.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menurut pendidikan ternyata SMK sebagai penyumbang terbesar. Tahun 2021 TPT SMK sebanyak  11,13 %,tahun 2022 TPT SMK turun menjadi  10,38%. Tahun 2023  TPT SMK turun lagi  menjadi 9,6 %.
Sementara itu, TPT yang paling rendah adalah pendidikan SD ke bawah, yaitu sebesar 3,02 persen. Lantas, mengapa SMK Â menurut pendidikan mempunyai TPT yang tinggi?
Menurut Hamid (Media indonesia.com, 2018) Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Kemendikbud mengungkapkan penyebab pengangguran lulusan SMK terdapat empat faktor yang berpengaruh:
(1), terjadi over supply, yakni lulusan SMK jurusan tertentu jumlahnya berlebih ketimbang yang lain. (2) tidak sesuainya jurusan SMK tertentu dengan industri yang membutuhkan di wilayahnya. (3) persoalan kualitas lulusan yang tidak sesuai standar industri, dan (4) persoalan usia lulusan yang rata-rata baru 17 tahun, sehingga harus menunggu 1 tahun lagi untuk bekerja
Kebijakan Link and Match yang pernah digagas Prof. Dr.Ing. Wardiman Djojonegoro pada tahun 1993  tidak dijadikan kebijakan utama sampai pada  tingkat pengelola satuan pendidikan SMK.
Hal tersebut berakibat pada pembukaan  program keahlian/Konsentrasi Keahlian (KK)  kurang mempertimbangkan kebutuhan Industri.Â
Di Kabupaten Bekasi misalnya sebagai "gudangnya" industri, namun pengangguran SMK tetap tinggi (terkuak dalam dialog Pj Bupati dengan tokoh masyarakat), hal tersebut dikarenakan over supply lulusan yang tidak match dengan kebutuhan industri.Â
Dalam penelitian sederhana  menggunakan data dapodik Kemendikbud  tahun 2022, ditemukan; (a) sebanyak 29 (7,11% ) SMK menyelenggarakan KK Teknik dan Bisnis Sepeda motor yang mempunyai jumlah siswa 5.245  , (b) sebanyak 84 (20,59% ) SMK  menyelenggarakan KK Teknik Kendaraan Ringan  otomotif mempunyai jumlah siswa 17.010, (c) sebanyak 97 (23,77%  ) SMK menyelenggarakan KK Teknik Komputer Jaringan  mempunyai jumlah siswa 14.007 , (d) sebanyak 56 (13,73% ) SMK menyelenggarakan KK Akuntansi dan keuangan lembaga, mempunyai siswa sebanyak 8.130 . Pada tahun 2022 dari keempat KK tersebut mempunyai jumlah  siswa sebanyak 44.392 siswa, maka tahun 2024  SMK di Kabupaten Bekasi akan meluluskan sebanyak 11. 098 siswa yang over supply, tentu  Dunia Usaha/Industri sulit menerima KK yang kurang sesuai kebutuhan industri