Mohon tunggu...
Teguh setiawan
Teguh setiawan Mohon Tunggu... Jurnalis - Email: teguhpangerankegelapan@gmail.com

Seluruh tulisan ini saya persembahkan untuk anak saya yaitu Fathan pratama setiawan.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mengenal Ngatir, Budaya Khas Warga Cipanas Kabupaten Lebak, Banten

17 Maret 2022   17:08 Diperbarui: 17 Maret 2022   17:10 2978
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri
Dokpri

Dokpri
Dokpri

Dokpri
Dokpri

Dokpri
Dokpri

Masyarakat Banten merupakan masyarakat  yang selalu menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman. Penghormatan dan kecintaan akan nilai-nilai islam selalu terekspresikan dalam kebiasaan yang diturunkan secara turun temurun sehingga terpatri menjadi sebuah budaya. Hal tersebut terjadi juga pada masyarakat kecamatan cipanas yang ada di kabupaten lebak,Banten.

Kali ini kita akan membahas mengenai budaya "Ngatir" yang kerap dilakukan oleh warga cipanas. Apa itu ngatir? Berikut adalah penjelasannya,

Haji Nurhaedi Sahlan, S.ag. tokoh masyarakat kampung babakan pedes desa sipayung kecamatan cipanas mengatakan bahwa Ngatir adalah sebuah budaya warga cipanas yang mana isi kegiatannya yaitu bertukar hancengan antar warga yang dilaksanakan pada waktu   robiul awal dan nifsu sya'ban. Ngatir ini dilaksanakan dalam setahun sebanyak dua kali diwaktu tersebut.

"Masyarakat akan berbondong-bondong membawa hancengan kemudian berkumpul di mesjid dan akan memberikannya kepada warga lainnya, semua dilakukan dengan suka cita," ujar Haji Nurhaedi.

Lanjut Haji Nurhaedi menjelaskan bahwa Hancengan merupakan bakul (wadah makanan besar yang terbuat dari anyaman bambu-red) yang isinya terdapat berbagai macam makanan yang sudah dimasak seperti Nasi,Urab,kacang panjang,daging, dan bakakak ayam atau ayam panggang. Budaya ngatir ini atau bertukar hancengan (makanan) ini dilakukan dengan tujuan menjunjung tinggi nilai-nilai agama islam. Misalnya Ngatir ketika bulan maulid tujuannya yaitu untuk memuliakan bulan mulud dan penghormatan sedalam-dalamnya kepada Nabi Muhammad SAW, sementara jika Ngatir dilakukan pada masa Nifsu sya'ban tujuannya ialah tutup buku amalan dengan cara melakukan hal-hal baik yaitu mempererat silaturahmi dan saling menghormati. Semua budaya ini tentunya tak serta merta dilakukan namun semuanya terlebih dahulu dilakukan proses sesuai syariat. Pada saat Nifsu sya'ban misalnya, setelah melakukan ibadah di mesjid masyarakat kemudian melanjutkannya dengan cara membaca Al Quran biasanya membaca surat yasin yang dibaca beberapa kali dengan permohonan do'a meminta keselamatan, meminta keluasan rezeki dan bersyukur atas iman islam yang dimiliki. Sementara pada saat Bulan mulud, proses ritual yang dilakukan ialah membaca marhaban,membaca barjanzi,membaca adiba, dan juga membaca solawat. Setelah ritual keagamaan dilaksanakan barulah kegiatan Ngatir dilakukan. Semua dilakukan secara khidmat penuh suka cita dan tertib.

Ngatir biasanya dilakukan pada pagi hari dan yang melakukan ialah kaum laki-laki saja, mereka berbondong-bondong membawa hancengan ke mesjid kemudian hancengan tersebut dido'akan setelah itu kemudian di berikan kepada warga lainnya yaitu penerima hancengan. Kegiatan Ngatir ini di cipanas dilakukan di tiga tempat yaitu Kampung cipanas yang dipusatkan di mesjid Al mutaqin, kampung kondang yang dipusatkan di mesjid Nurul Huda dan kampung Bujal dipusatkan di mesjid Ataqwa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun