Pernahkah kita duduk sejenak lalu bertanya dalam hati: siapa sebenarnya yang lebih keren---guru zaman now atau murid Gen Z?
Guru yang kaya pengalaman hidup dan kebijaksanaan, atau murid Gen Z yang penuh energi, ide segar, dan melek teknologi?
Pertanyaan ini bukan untuk membandingkan secara kaku, melainkan untuk merenung, memahami, dan belajar melihat keindahan dalam perbedaan generasi.
Guru Zaman Now: Lebih dari Sekadar Mengajar
Guru masa kini menghadapi tantangan luar biasa.
Bukan hanya menguasai materi pelajaran, tapi juga harus mampu beradaptasi dengan perubahan dunia yang sangat cepat.
Dulu, seorang guru cukup membawa buku, kapur, atau spidol.
Sekarang? Guru harus bisa Zoom meeting, Google Classroom, PowerPoint interaktif, Canva, bahkan sesekali ikut tren TikTok Edukasi!
Keren? Jelas.
Guru zaman now adalah para pejuang yang sering kali diam-diam belajar hal baru di malam hari, sekadar agar esok bisa menyajikan pelajaran dengan cara yang disukai murid-muridnya.
Mereka rela menghabiskan waktu ekstra untuk membuat pembelajaran terasa lebih menarik, lebih relevan, dan lebih menyenangkan.
Di balik semua itu, ada satu hal yang tak bisa tergantikan oleh teknologi apa pun: ketulusan hati guru.
Mereka bukan hanya menyampaikan ilmu, tetapi juga menanamkan nilai, menumbuhkan karakter, dan memberi teladan nyata.
Itulah mengapa guru tetap keren, bahkan di tengah derasnya arus digitalisasi.
Murid Gen Z: Kreatif, Cerdas, dan Super Melek Teknologi
Sekarang kita lihat murid Gen Z.
Generasi ini lahir di tengah dunia digital.
Mereka terbiasa multitasking: sambil mendengarkan musik, bisa browsing informasi, sekaligus chatting dengan teman.
Mereka tahu aplikasi editing video terbaru, bisa membuat presentasi kreatif dengan cepat, dan punya cara berpikir yang out-of-the-box.
Tidak jarang guru justru belajar dari muridnya.
"Pak, cara share screen gini lho..."
"Bu, coba pakai aplikasi ini, lebih gampang kok..."
Situasi ini seakan membalik tradisi lama. Murid bukan hanya penerima ilmu, tapi juga pemberi inspirasi.
Namun, Gen Z juga punya tantangan tersendiri.
Rentang fokus yang lebih pendek, kecenderungan mudah bosan, dan tekanan dari dunia digital yang penuh distraksi.
Mereka bisa sangat cerdas, tapi kadang juga rapuh karena banyaknya perbandingan sosial di media sosial.
Di sinilah guru hadir.
Murid Gen Z butuh figur yang bukan sekadar "pemberi informasi", karena informasi bisa didapat dengan sekali klik di Google.
Yang mereka butuhkan adalah pendamping, pembimbing, dan penunjuk arah.
Jadi, Siapa yang Lebih Keren?
Kalau ditanya siapa yang lebih keren, jawaban sederhana sekaligus mendalamnya adalah: dua-duanya keren!
Guru keren karena tetap mau belajar meski usia tak lagi muda.
Guru keren karena sabar menghadapi murid yang serba cepat, serba ingin tahu, dan kadang susah diatur.
Guru keren karena tetap hadir dengan cinta meski dunia terus berubah.
Murid keren karena punya energi besar untuk mencoba hal baru.
Murid keren karena tidak takut berbeda, berani berkreasi, dan berpikir melampaui kotak tradisional.
Murid keren karena menjadi jembatan menuju masa depan.
Guru dan murid tidak perlu saling mengalahkan dalam adu keren.
Keduanya justru saling melengkapi.
Guru memberi akar, murid memberi sayap.
Guru menyalakan lentera, murid menerangi cakrawala.
Refleksi untuk Kita Semua
Keren sejati bukanlah soal siapa yang lebih pintar, lebih modern, atau lebih cepat beradaptasi.
Keren sejati adalah ketika guru dan murid bisa saling menghargai, saling menginspirasi, dan berjalan bersama.
Guru zaman now membawa nilai, kesabaran, dan kebijaksanaan hidup.
Murid Gen Z membawa energi, inovasi, dan imajinasi tak terbatas.
Bayangkan bila keduanya berpadu. Akan lahir generasi yang kuat, berkarakter, dan siap menghadapi tantangan zaman.
Maka, siapa yang lebih keren?
Jawabannya jelas: guru zaman now dan murid Gen Z sama-sama keren, dan kekerenan sejati ada ketika keduanya bersatu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI