Mohon tunggu...
teguh imam suryadi
teguh imam suryadi Mohon Tunggu... Jurnalis - Penikmat kopi gilingan sampai sachetan

Penikmat kopi gilingan sampai sachetan.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Ironis, Rumah Jumantik Jadi Sarang Nyamuk

3 Januari 2019   03:22 Diperbarui: 3 Januari 2019   13:17 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Got mampet rumah Jumantik. Dokpri

Wajah Wiwiek Dwiyati (54) tampak  resah. Sepeninggal Moch Djoko Yuwono, suaminya yang wafat karena sakit pada 21 April 2018 lalu, kondisi sanitasi rumahnya semakin memburuk. Pasalnya, aliran air buangan dapur dan kamar mandinya tak pernah sampai ke got utama di tepi Jalan Cempaka Baru Timur I di wilayah Kampung Bugis itu.

"Melihat ini, saya merasa seperti sia-sia dengan pekerjaan selama ini," kata Wiwiek sambil menunjuk ke arah genangan air di depan rumahnya.

Genangan air kotor berwarna kehitaman itu menutupi dua buah bak kontrol saluran air. "Air dari dapur dan kamar mandi saya mandeg di sini, gak bisa kemana-mana. Sudah berbulan-bulan jadi sarang nyamuk," lanjutnya.

Sebagai ibu rumahtangga, dengan dua anak yang sudah dewasa Wiwiek aktif bermasyarakat dan berorganisasi. Dia mengikuti kegiatan kelompok PKK (Pendidikan Keterampilan Keluarga) di lingkungan RW tempat tinggalnya sejak kecil.

Wajahnya tampak semakin gelisah ketika langit Jakarta pada Rabu (2/1/2019) sore tertutup awan mendung. Dia mengkhawatirkan kondisi sanitasi di rumahnya akan lebih buruk lagi pada musim hujan.

"Jentik-jentik nyamuk di kolam bak kontrol itu kayaknya meledek saya, deh," ujar Wiwiek berupaya menghibur diri sambil tersenyum kecut.

Ibu Wiwiek Dwiyati di depan rumah
Ibu Wiwiek Dwiyati di depan rumah
Sebagai Koordinator Juru Pemantau Jentik (Jumantik) di Kelurahan Cempaka Baru, Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat adalah ironis ketika rumahnya justru menjadi tempat jentik nyamuk bersarang.Jumantik adalah anggota masyarakat yang sukarela memantau keberadaan jentik nyamuk Aedes Aegypti di lingkungannya.

Jumantik memiliki tanggung jawab untuk mendorong masyarakat melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara rutin. Jumantik berperan untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapaan masyarakat menghadapi demam berdarah dengue (DBD).

Peningkatan kapasitas bagi para Jumantik diberdayakan oleh pihak kelurahan untuk menambah kemampuan mereka menyebarkan informasi yang tepat dan benar tentang penanggulangan DBD.

Ya, sungguh ironis memang tugas Wiwiek sebagai Jumantik dengan kondisi sanitasi rumahnya.

"Yang mengeluhkan bukan cuma saya, tapi ada dua Kepala Keluarga lainnya di RT 015 / RW 03," ujar Wiwiek.

Bersama warga lainnya, mereka berusaha memperbaiki got dengan minta izin melalui surat (tertanggal 1 Januari 2018) kepada pengurus Yayasan Perguruan Nasional (Pergunas). Surat itu ditembuskan ke pengurus RT, RW, Kelurahan dan Kecamatan setempat.

Saluran got pipa ini selama puluhan tahun melintasi bawah tanah halaman Sekolah Pergunas, kini putus dan terurug tanah. Hal itulah yang membuat air tidak mengalir ke got utama yang berada di pinggir jalan.

"Permintaan kami ditolak oleh pengurus Yayasan Pergunas. Jadi sekarang ini tak tahu, harus bagaimana mengatasi genangan air got ini," kata Wiwiek dengan wajah gundah.

Menurut dia, sejak Sekolah Pergunas disegel petugas karena tidak memiliki surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB), pihak pengelola yayasan memutus saluran got bawah tanah itu. Jarak bak kontrol yang mampet dengan got utama tak sampai 10 meter.

Pada hari Rabu (2/1/2019) Ketua Yayasan Perguruan Nasional menjawab lewat surat resmi, permohonan izin warga memperbaiki saluran got. Mereka adalah warga yang tinggal berhimpitan dengan gedung milik Yayasan Pergunas.

Dalam suratnya, Eka Saptawati SE selaku Ketua Yayasan Pergunas menolak permohonan warga.

Yayasan Pergunas menyelenggarakan pendidikan setingkat SMP dan SMA. Dari jalanan, gedung sekolah bertingkat ini terhalang oleh tumbuhan pagar.

Dua toilet semi permanen dari bahan tripleks terlihat di sisi kiri dan kanan muka sekolah yang berbatasan dengan got dan jalanan. Sementara di sisi Selatan terlihat bangunan yang mangkrak sejak disegel lebih dari setengah tahun lalu. **

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun