Namun di sisi lain, ada kerugian. Atmosfer MotoGP sempat dianggap terlalu penuh drama, hingga menutupi performa pembalap lain. Nama-nama seperti Dani Pedrosa, Andrea Dovizioso, atau bahkan Maverick Viales jadi terpinggirkan dari sorotan publik.
Marquez:
"Apa yang dikatakan Rossi tidak benar, saya hanya ingin menang dan melakukan yang terbaik."
Bagi Rossi, perseteruan ini menjadi noda dalam perjalanan kariernya yang penuh warna. Meski demikian, banyak yang menilai justru perseteruan dengan Marquez-lah yang membuatnya tetap relevan di usia senja karier. Drama ini menjaga nama Rossi selalu berada di headline berita MotoGP.
Bagi Marquez, rivalitas ini menegaskan dirinya bukan sekadar pembalap cepat, melainkan juga figur kontroversial. Ia mendapat label "bad boy" dari sebagian fans Rossi, tapi justru citra itu memperkuat posisinya sebagai pusat perhatian MotoGP.
Hingga kini, meski Rossi sudah pensiun dan Marquez pun tengah berjuang bangkit setelah cedera panjang, rivalitas ini tetap dikenang. Setiap kali keduanya berada dalam satu acara MotoGP, kamera televisi tak pernah absen menyorot gestur mereka.
Pengamat:
"Rivalitas Rossi vs Marquez adalah drama terbesar MotoGP era modern, lebih dari sekadar balapan."
Di media sosial, fans Rossi dan Marquez masih sering "perang kata-kata". Bahkan, unggahan resmi MotoGP tentang salah satu dari mereka kerap dibanjiri komentar yang membandingkan keduanya. Rivalitas ini benar-benar telah meninggalkan jejak panjang.
Banyak analis menyebut perseteruan Rossi-Marquez sebagai rivalitas paling panas dalam sejarah MotoGP, melampaui konflik legendaris sebelumnya seperti Rossi vs Biaggi atau Rossi vs Gibernau. Bedanya, era digital membuat drama Rossi-Marquez semakin viral dan mendunia.