Soekarno memilih Bandung dan melanjutkan pendidikan perguruan tinggi di THS, sekarang disebut ITB.
Keberangkatan Soekarno ke Bandung diiringi semangat menggebu-gebu karena gelora perjuangannya yang tinggi.
Di Bandung, Soekarno tinggal bersama keluarga Sanusi, salah seorang pengusaha dan kolega HOS Tjokroaminoto.
Di dalam rumah rumah Sanusi, adalah seorang istri beliau bernama Inggit Garnasih.
Seorang perempuan berusia tiga puluh tahunan yang kemudian disebut-sebut menjadi istri Soekarno selepas Sanusi menceraikannya.
Inggit diceraikan Sanusi, kemudian dinikahkan dengan Soekarno untuk tujuan agar Inggit mendampingi perjuangan Soekarno.
Inggit Garnasih (17 Februari 1888--13 April 1984) resmi menjadi istri kedua Soekarno pada 24 Maret 1923 di rumah orang tua Inggit di Jalan Javaveem, Bandung.
Pernikahan mereka dikukuhkan dengan Surat Keterangan Kawin No. 1138 tertanggal 24 Maret 1923, bermaterai 15 sen, dan berbahasa Sunda.
Bersama pernikahannya dengan Inggit, banyak hal penting dilakukan Soekarno dalam menyusun pergerakan.
Inggit setia mendampingi Soekarno sampai memasuki masa proklamasi kemerdekaan RI.
Lika-liku perjuangannya membentang dari Bandung, sampai Soekarno mengalami pembuangan ke luar Jawa.