Mohon tunggu...
Teguh Ari Prianto
Teguh Ari Prianto Mohon Tunggu... Penulis - -

Kabar Terbaru

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ibul di Ujung Tanduk

14 Oktober 2022   08:18 Diperbarui: 14 Oktober 2022   08:39 585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Muchamad Iriawan, Ketua Unum PSSI. Photo: https://nasional.kompas.com/read/2022/10/09/10053701/terus-bertambah-petisi-desak-iwan-bule-mundur-dari-pssi

Nama Mochamad Iriawan atau dikenal Iwan Bule (Ibul), terus terseret dalam pusaran tragedi Kanjuruhan. Ketua PSSI ini ditekan untuk mundur dari jabatannya, menyusul jatuhnya korban jiwa pasca lanjutan Turnamen Liga 1 Sepak bola Indonesia mempertemukan Arema Malang versus Persebaya Surabaya.

Pertandingan berujung ricuh karena sikap aparat yang menggunakan gas air mata dalam pengendalian keamanan sesaat kekalahan tuan rumah Arema oleh Pesrebaya.

Sejumlah orang terpojok di jalur pintu keluar stadion, sebagiannya terinjak-injak hingga sesak nafas dan akhirnya meninggal ditempat atau di rumah sakit.

Gas air mata menyebar di Kanjuruhan menyisakan luka mendalam bagi keluarga dan pihak yang ditinggalkan korban, Kepanikan penonton saat berhamburan ke pintu keluar stadion menghadirkan trauma menonton sepak bola.

Pasca kejadian itu, ramai-ramai aparat keamanan melakukan klarifikasi lalu sebagiannya lagi sujud menunjukan letak sikap salah langkah tindakan sehingga harus menelan korban jiwa.


Petisi desakan mundur melalui dunia maya terus meningkat setiap waktu. Laman Change.org saat tulisan ini disusun sudah 41.690 tanda tangan petisi.

Belum usai pengusutan tragedi Kanjuruhan, Garuda Muda U-17 harus menuai kekalahan atas Malaysia sekaligus menyeret tim asuhan Bima Sakti ini keluar dari turnamen bergengsi tingkat Asia.

Desakan untuk mundur kepada Iwan baik disampaikan secara langsung atau melalui tagar-tagar di media sosial, menambah sesak langkah karir Iwan.

Pelatih Tim Nasional Sepak Bola Indonesia asal Korea Selatan, Shin Tae Yong atau STY, ambil bicara, seolah ingin mendukung Iwan, pihaknya siap mundur jika Iwan dicopot dari kursi Ketua Umum PSSI. Namun pernyataan STY ini diduga sebagai jembatan STY agar bisa hengkang dari Indonesia untuk meneruskan karir kepelatihannya di Negara lain, yaitu Vietnam.

STY rupanya tidak mau terjebak terlalu jauh dalam eforia sepak bola Indonesia yang akan mengancam profesionalitas kepelatihan dirinya.

Ada lagi viral, pernyataan media sosial Pelatih Kiper Tim U-16, Markus Horizon, dengan pernyataannya "local pride" yang menuai kontroversi, seolah diarahkan kembali memperkuat desakan terhadap kebijakan Iwan.

Deretan peristiwa buruk terus menambah panjang beban Iwan melewati karirnya di PSSI. Ujian demi ujian dia harus lewati ditengah himpitan masalah dalam negeri lainnya.

Ancaman kepada Iwan pun tidak kalah santernya. Sejumlah orang terutama pendukung Iwan, mengaku risau dengan peristiwa-peristiwa itu dan kecemasan pun siapa sangka merambat hingga ke Jawa Barat.

Di Jawa Barat, Iwan sudah digadang-gadang akan dicalonkan sebagai Gubernur periode mendatang, seperti terungkap dalam sebuah pertemuan Korp Alumni Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Jawa Barat di Hotel Horizon Bandung beberapa waktu lalu.

Sontak, jalan membangun karir politik ini pun sedikit banyaknya terganggu oleh munculnya permasalahan-permasalah sepak bola Indonesia. Usaha keras menepis segala desakan, kini tengah dilakukan Iwan. Pensiunan Polisi ini benar-benar menemui dilema dengan karirnya yang berada diujung tanduk.


Pemulihan

Akan sampai kapan persoalan ini berakhir? Pemerhati Budaya dan Bangsawan dari Aji Dipa, Dian Rahadian, melihat persoalan ini sebagai sebuah keadaan buruknya pemahaman orang Indonesia tentang keluhuran nilai yang dimiliki bangsa.

Budaya dan kepemudaan mencermati sepak bola. Photo: Teguh Ari Prianto
Budaya dan kepemudaan mencermati sepak bola. Photo: Teguh Ari Prianto

Sepak bola sebagai gambaran kecil bagaimana keluhuran tatanan sosial Indonesia rontok akibat fanatisme dan dangkalnya pemahaman budaya diantara para supporter. Merujuk kearah sana, perlu kiranya ada pemulihan pola penyelenggaraan kompetisi sepak bola yang lebih beradab sesuai dengan tuntunan nilai luhur bangsa.

Persoalan di dunia sepak bola ini bukan sebuah persoalan sepak bola itu sendiri. Ada faktor-faktor pendorong lain sehingga Indonesia mudah chaos, emosian, dan senang mengambil jalan pintas menyelesaikan persoalan.

Sepak bola itu menjadi prestise tersendiri sebuah negara. Demam permainan yang melanda manusia di seantero bumi kerap dijadikan poin negara tampil menjadi lebih baik melalui prestasi-prestasi yang bisa diraihnya.

Sepak bola sudah terlanjur merakyat. Sementara pihak, predikat juara dalam kompetisi ahli olah si kulit bundar ini pun tidak disangkal selalu menjadi rebutan karena alasan harga diri disamping prestasi itu sendiri.      

  

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun