Mohon tunggu...
tegarsianipar
tegarsianipar Mohon Tunggu... Freelancer - "Si Vis Pacem, Para Bellum"

Buku, Saham, Musik, Bola dan Imajinasi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tidak Ada yang Tahu Masa Depan, Seorang Pun Tidak

14 Desember 2022   15:30 Diperbarui: 14 Desember 2022   15:32 1529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi : idntimes

Didalam kehidupan di dunia ini, manusia seringkali melakukan prediksi atau perencanaan tentang masa depan, tidak ada yang salah dengan itu, itu hak manusia untuk berpikir bebas dan berpendapat.

Namun berbicara soal masa depan tidaklah ada yang tahu satupun, ya, satu manusia pun yang hidup di dunia ini tidak ada yang tahu tentang masa depan, kecuali Tuhan.

Manusia hanya bisa mempelajari masa lalu dan berusaha memaknai hari ini, untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa depan, namun itu bersifat prediksi, tidak pasti.

Semua manusa pernah salah prediksi, kesalahan bagian dari kehidupan, bagian dari manusia. Ahli sekalipun dalam bidangnya pernah salah prediksi, kita tidak tahu dan penuh ketidaktahuan terhadap masa depan.

Sekali lagi manusia hanya sampai dibatas membuat prediksi berdasarkan pelajaran akan masa lalu dan fakta yang terjadi hari-hari ini.

Begitulah hal yang membuat kita menjadi manusia, kita bersifat terbatas, oleh karena itu saya percaya pada Tuhan, artinya ada yang terbatas di alam semesta ini, tidak terbatas oleh apapun, tidak mampu dibatalkan oleh apapun. "Hanya ada satu ada"

Didalam menjalankan keseharian yang terbatas tidak akan pernah mampu menalarkan yang terbatas, tidak akan sanggup memaknainya, karena ia terbatas, apabila yang terbatas mampu memaknai sepenuhnya yang tak terbatas, maka dia jadi tidak terbatas lagi. Oleh karena itu manusia bersifat terbatas, akan segala hal.

Bahkan sampai detik ini manusia bisa terbatas oleh satu kepastian, yakni kematian, tidak ada manusia yang tidak bisa mati didunia ini, semua manusia pasti akan mati. Lihat, bahkan yang tak terbatas memberi batas yang jelas terhadap si terbatas, satu tanda yang pasti, satu batas yang pasti yakni kematian. 

Sampai detik ini manusia belummampu membatalkan kematian,alias maut, dan saya percaya sampai kapanpun juga tidak akan bisa, tak ada yang abadi dari manusia, semua hanya fana dan suatu saat akan hilang dan diambil oleh kehidupan.

Begitu banyak keterbatasan manusia, namun tetap juga sampai saat ini kita terjebak pada ilusi seoalah-oleh semua abadi dan harus selamanya, ilusi yang penuh hasrat, ketakutan serta keserakahan.

Begitulah hidup, tidak ada yang tetap semua mengalir, "Panta rhei kai uden menei"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun