Mohon tunggu...
tegarsianipar
tegarsianipar Mohon Tunggu... Freelancer - "Si Vis Pacem, Para Bellum"

Buku, Saham, Musik, Bola dan Imajinasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Milenial Hari-Hari Ini

7 Oktober 2022   02:00 Diperbarui: 7 Oktober 2022   02:04 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : Sokrates Empowering School 

Saya sebenarnya tidak terlalu bermasalah dengan perkembangan teknologi, bagi saya itu suatu kemajuan yang baik. Namun kurangnya pengetahuan kita akan kemajuan bagi saya menjadi celah untuk perkembangan teknologi disalah pahami, teknologi maju tanpa edukasi yang baik untuk itu, kalau kita mencoba menghitung itu kedalam angka, menurut saya teknologi menyumbang 30% manfaat positif untuk perkembangan peradaban, sedangkan 60% nya untuk kemunduran moral, etika dan 10% nya untuk kejahatan teknologi.

Dari tulisan saya ini saya menilai bahwa milenial masa kini salah mengartikan perkembangan teknologi, banyak yang menyalahgunakan manfaatnya, contohnya :

sumber : Solopos.com
sumber : Solopos.com

Dirjen Kominfo, Ismail Cawidu mengatakan, data yang diperoleh dari Kementerian Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) pada 30 November 2021, mencatat bahwa 66,6 % anak laki-laki dan 62,3 % anak perempuan pernah menyaksikan konten pornografi di internet.

Mirisnya, ada 34,5 % anak laki-laki dan 25 % anak perempuan setelah melihat konten pornografi lalu mempraktikannya. 38,2 % anak laki-laki dan 39 % anak perempuan pernah mengirimkan foto porno sambil melakukan kegiatan seksual melalui internet atau daring,"

Selain konten pornografi, yang perlu diwaspadai adalah kecanduan game online. Menurutnya, ada 19,3% anak Indonesia dan 14,4 % orang dewasa muda kecanduan main game online. Bahkan, kian hari mengalami peningkatan durasi dalam pemakaian internet, dari 7,27 jam menjadi 11,6 jam/hari. Jenis game yg dimainkan yaitu Multiplayer Online Battle Area (MOBA). Usia mereka antara 10 sampai 24 tahun atau sekitar 66 juta jiwa di tahun 2020.

Ismail mengingatkan bahwa anak dengan Kecanduan gambar atau video porno lebih berbahaya dari pecandu narkoba. "Dopamin, adalah zat yang dikeluarkan oleh otak saat menonton konten pornografi yang bersifat menenangkan otak. Semakin banyak menonton gambar film dewasa, akan semakin ketagihan dan semakin banyak dopamin yang dikeluarkan dari otak. Akibatnya, dopamin, prefrontaal ( PFC) akan semakin mengkerut, lalu mengecil dan fungsinya semakin tidak aktif. PFC adalah bagian otak depan yang berfungsi mengatur fungsi kognisi dan emosi. Akibatnya akan mengalami perubahan di otak. Terjadi penurunan konektifitas, sulit membuat keputusan, sulit konsentrasi atau fokus, pengendalian diri yang buruk, prestasi menurun, kognisi sosial menurun, penurunan kapasitas memori," ungkapnya.

Edukasi Bukan pelarangan

Bagi saya penulis artikel ini yang sekaligus termasuk milenial juga karna umur saya baru 22 Tahun, saya merasa pelarangan atau bahkan pemblokiran situs-situs berbahaya di internet merupakan suatu pekarjaan menjaring angin.

Karena milenial seperti saya apabila dilarang maka jiwa muda nya akan berkontraksi sehingga justru akan semakin mencari tahu apa yang dilarang, kenapa dilarang dan semakin senang jika bisa menerobos batas keamanan pelarangan atau pemblokiran itu hanya semakin membawa kuriositas ke kapasitas maksimum nya.

Karena situs yang diblokir oleh kominfo bisa sangat mudah diakali hanya dengan memakai VPN dan dengan membuka situs yang di blok tersebut lewat search engine yang lain seperti UC Browser atau lainya, jadi menurut saya pelarangan dan pemblokiran situs bukan merupakan suatu solusi penyelesaian dan terapi pencagahan yang cocok untuk kaum milenial. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun