Mohon tunggu...
Tegar Setiawan
Tegar Setiawan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa UIN Walisongo

Kerja Keras, Kerja Cerdas, Kerja Ikhlas, Kerja Tuntas.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Menjaga Lisan dan Ketikan

21 Maret 2023   17:16 Diperbarui: 21 Maret 2023   20:48 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto diambil pukul 17.10/Dok pribadi

Dizaman sekarang orang berbicara tidak hanya mengunakan lisan saja, tapi bisa juga menggunakan jari atau lewat ketikan, terkadang lebih tajam dari pada lisan. Dizaman sosial media ini sering disebut dengan zaman posttrud dimana kebohongan-kebohongan dianggap sebagai kebenaran karena sangking banyaknya orang yang menyampaikan. Mereka merasa bebas dalam berbicara sehingga dikenal dengan Netizen maha Benar. Nah yang dikejar adalah keviralan tanpa memperdulikan kebenaran. Padahal Allah berfirman didalam Al-Qur'an Surah Al-Ahzab ayat 70 yang berbunyi, sebagai berikut:

 يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَقُولُوا۟ قَوْلًا سَدِيدًا

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar." (Q.S Al-Ahzab Ayat 70)

Dalam ayat ini Allah memerintahkan kita untuk berkata yang benar karena berkata yang benar merupakan bagian dari taqwa. Kalau zaman dulu ibu-ibu empat orang ngobrol di depan warung kemudian ada satu ibu-ibu yang salah ngomong yang ngedengerin cuma tiga orang, tapi sekarang dizaman teknologi sekali kita ngeklik langsung menyebar keseluruh provinsi. Berfikirlah sebelum berkomentar, ingat jutaan orang bisa bisa menyaksikan komentar kita. Bila pesan belum fakta, janganlah sebar berita, nanti banyak mata-mata hiduppun akan derita.

Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya' Ulumuddin membagikan perkataan ini menjadi empat macam, yang pertama perkataan yang buruk, yang kedua perkataan yang mengandung manfaat dan keburukan hanya keburukannya lebih besar, yang ketiga perkataan yang tidak ada manfaat dan keburukannya, mah ketiga perkataan diatas kita harus tinggalkan semua karena tidak ada guna dan mafaatnya hanya membuang-buang waktu kita saja. 

Nah perkataan yang keempat adalah perkataan yang baik dan bermanfaat, inilah yang dianjurkan dalam ajaran islam. Karena perkatan yang baik dan bermanfaat adalah bagian dari keimanan. Rosulullah pernah ditanya "bagaimana cara menyelamatkan kita dari api neraka dan bisa masuk surga?" kemudian Rasul menjawab Kuffa 'alaika hadza yang artinya jagalah lisan mu. Pandai-pandai menjaga lisan karna banyak yang masuk neraka hanya karna lisannya.

Maka dari pada itu kita tidak boleh berbicara sembarangan bukan hanya ajaran islam yang melarang bahkan pemerintahpun sudah mengesahkan Undang-Undang ITE yang itu bisa mencegah orang berbuat bicara semaunnya. Oleh karna itu bicaralah yang benar dan baik karena kata Rasul "barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir hendaklah berkata yang baik atau diam". 

Lantas apakah kita harus diam saja? oh tentu tidak jika mau berbicara lihatlah tuntunan Al-Qur'an yaitu berbicara dengan benar dan tegas (Qulan Sadidan), berbicara dengan mulai (Qoulan Kariman), berbicara dengan baik (Qoulan Ma'rufan), berbicara dengan lemah lembut (Qoulan Layyinan). Jadi selain kita bisa menjaga lisan kita harus menjaga jari jemari kita, agar tidak menimbulkan masalah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun