Mohon tunggu...
Sandy Sitorus
Sandy Sitorus Mohon Tunggu...

Senang untuk berbagi dan membantu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tiga Pelajaran Hidup (You Should Know These)

23 April 2018   14:54 Diperbarui: 23 April 2018   14:56 1060
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : http://lessonslearnedinlife.com

Anda langsung melihat anak anda dan merespon bahwa itu tidak apa-apa, memeluk dia dan mengatakan jangan menangis, sehingga dia kembali senang, dan segera menghabiskan sarapannya. Bus sekolah datang menjemputnya. Setelah itu, anda mengganti pakaian segera, mengambil tas kantor, dan mengecup pipi istri anda sebelum naik ke mobil. Anda mengendarai mobil dengan hati tenang, tiba di kantor tepat waktu. Pekerjaan kantor berjalan dengan baik dan anda mendapat pujian dari bos. Semua terasa indah, bukan?

Apa yang membedakan reaksi pertama dan reaksi kedua? Reaksi anda sendiri. Di sini lah prinsip 10-90 itu berlaku. Ketika reaksi yang dikeluarkan adalah positif, maka hari-hari anda akan terasa baik dan lancar. Tetapi ketika emosi anda terpancing, itu akan merusak hari anda. Bagi sebagian orang mungkin berkata tidak mampu mengontrol emosi. Itu semua dapat diatur, tergantung mindset kita, apakah kita mau menerapkan prinsip 10-90 dalam keseharian kita atau tidak.

Sekarang anda sudah tahu prinsip 10-90. Gunakanlah dalam aktivitas harian anda dan anda akan kagum atas hasilnya yang sangat menakjubkan. Sudah berjuta-juta orang menderita akibat stress, masalah berat, cobaan hidup dan sakit hati yang  sebenarnya hal ini dapat diatasi jika kita mengerti cara menggunakan prinsip 10-90.

Source : https://brightside.me
Source : https://brightside.me
2. Toples Mayonaise

Seorang profesor filsafat berdiri di depan kelasnya dan memiliki beberapa benda di depan dia. Ketika kelas dimulai, tanpa kata-kata dia mengambil toples mayonnaise kosong yang besar dan mulai mengisinya dengan bebatuan dengan diameter 2". Dia kemudian bertanya kepada mahasiswanya, "Apakah toples itu penuh?" Mereka menyetujuinya. 

Maka, profesor itu kemudian mengambil sekotak kerikil dan menuangkannya ke dalam toples. Dia mengguncang toples itu dengan ringan. Seluruh kerikil bergulir mengisi ruang kosong pada toples yang sudah berisi batu 2" tadi. Para siswa tertawa. Dia bertanya kepada mahasiswanya kembali, "Apakah toples itu penuh?" dan kembali mereka menyetujui kalimat sang profesor. Sang profesor kemudian mengambil sekotak pasir dan menuangkannya ke dalam toples. Tentu saja, pasir memenuhi semua ruang kosong toples tersebut. 

"Sekarang," kata profesor itu, "aku ingin kau menyadari bahwa ini adalah hidupmu. Batuan adalah hal-hal penting seperti keluarga Anda, pasangan Anda, kesehatan Anda, anak-anak Anda atau apa pun yang sangat penting bagi Anda bahwa jika hilang, Anda akan hancur. 

Kerikil adalah hal-hal lain yang berarti dalam kehidupan, tetapi dalam skala yang lebih kecil. Kerikil mewakili hal-hal seperti pekerjaan Anda, rumah Anda, mobil Anda. Pasir adalah barang-barang kecil. Jika Anda meletakkan pasir atau kerikil ke dalam guci terlebih dahulu, tidak ada ruang, untuk bebatuan. Hal yang sama berlaku untuk hidup Anda. Jika Anda menghabiskan semua energi dan waktu Anda pada hal-hal kecil, hal-hal materi, Anda tidak akan pernah memiliki ruang untuk hal-hal yang benar-benar paling penting. 

Perhatikan hal-hal yang penting dalam hidup Anda. Bermainlah dengan anak-anak Anda. Ajak pasangan Anda berdansa. Akan selalu ada waktu untuk pergi bekerja, membersihkan rumah, makan malam, dan memperbaiki saluran rusak. "Jagalah batu-batu itu terlebih dahulu, hal-hal yang benar-benar penting. Tetapkan prioritas Anda. Sisanya hanya kerikil dan pasir."

Source : https://www.developgoodhabits.com
Source : https://www.developgoodhabits.com
Video artikel di atas dapat dilihat di channel youtube. Disadur dari : http://www.uh.edu/~dsocs3/wisdom/wisdom/lessonsoflife.pdf

3. Kata-kata bijaksana

Source : https://me.me
Source : https://me.me
Ironis tapi kenyataannya benar. Jadi sebaiknya, ketika jadi bawahan, sampaikanlah idemu dengan cara yang tidak keras (terlalu lantang), sehingga mereka tidak menganggap itu sebagai kentut. 

Bisa juga dengan bisik-bisik ke orang yang lebih berpengaruh. Dan ketika kita di atas, jangan lah mengeluarkan banyak kata-kata yang seperti kentut, yang hanya akan mempermalukan diri sendiri, walaupun di mata orang itu dianggap bijaksana. Coba dengar bisik-bisik dari bawahan yang bisa saja memberikan ide yang luar biasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun