Mohon tunggu...
Teena .
Teena . Mohon Tunggu... -

Jadi kompasianer supaya bisa menulis INI dan ITU

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Presiden Saya - Manusia Setengah Dewa

24 Juni 2014   05:53 Diperbarui: 4 April 2017   18:29 545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebenarnya kalau kriteria Capres itu yang ganteng, tegas, dan merakyat, saya dari dulu mah maunya Bang Iwan Fals saja yang jadi presiden.  Tidak apa-apa belum pengalaman di pemerintahan.  Kan yang penting gantengnya sudah komplit; tegas dan berani sampai lagu-lagunyanya sempat nyaris diperkarakan penguasa yang dulu; merakyat sekali, rumahnya terbuka buat yang mau nonton konsernya.  Malah waktu mudanya suka hangout sama pengamen.  Seniman yang sangat berbakat, lagu-lagunya legendaris dan tidak lekang oleh waktu.  Ayah yang baik, suami yang sangat sayang dan menghargai istri.  Kurang apa lagi.  Laki-laki banget!  Ini jelas capres yang bakal disukai tua dan muda.  Seperti permen gula ya.

Entah apa tujuan Pak Jokowi mengunjungi Bang Iwan segera sesudah pencapresan beliau.  Harapan saya waktu itu, Bang Iwan jadi cawapres.  Hehe... Yang jelas sampai hari ini Iwan Fals memilih untuk netral.  Padahal kalau jadi wapres kan minimal ada foto kayak gini yang beneran bisa saya beli.  Tapi tidak apa-apa.  Masak Presiden Orang Indonesia "turun kelas" jadi Wakil Presiden Indonesia.

[caption id="attachment_344256" align="aligncenter" width="448" caption="Source: http://edukatif.blogspot.sg"][/caption]

Mungkin karena punya followers yang banyak dan sudah pasti beda-beda pilihan suaranya, Bang Iwan memilih untuk netral.  Netral tapi bukan golput.  Netral artinya tidak membicarakan pilihannya di publik.   Tidak mau dimanfaatkan partai politik untuk menggalang suara karena kalau beliau mau, pasti banyak swing voters, mereka yang suka golput, orang-orang yang tidak perduli presidennya nanti siapa, bakalan ikut pilihan Bang Iwan.

Tahu pengaruh Bang Iwan, maka biarpun sudah declare netral, tetap saja ada yang mencoba menipu publik dengan merekayasa dukungan Bang Iwan untuk capres mereka.

[caption id="attachment_344441" align="aligncenter" width="528" caption="Source: Twitter.com"]

14035374131773364170
14035374131773364170
[/caption]

Dibantah sekali, eh, dicoba lagi....

[caption id="attachment_344442" align="aligncenter" width="484" caption="Source: Twitter.com"]

14035375111679895112
14035375111679895112
[/caption]

Kalau sudah begini, Bang Iwan, kenapa masih memilih netral ya?  Kata Bang Iwan, Pemilu tahun 2014 ini pertama kali beliau memilih untuk tidak golput lagi.  Pasti ada sesuatu yang fenomenal yang membuat beliau membuat keputusan yang luar biasa ini.  Mengingat capres sebelah sudah beredar tahun 2009, hanya Pak Jokowi yang edisi baru, bukan remake edisi lama.  Bukan remix (Orla campur OrBa campur sari), apalagi cover version (lagu lama punya orang dinyanyiin lagi).  Saya jadi haqul yakin, pilihan Bang Iwan nantinya di bilik suara mustinya kira-kira siapa.

Bang Iwan, sebenarnya kenapa memilih netral di saat bangsa ini butuh memilih yang benar?  Walaupun saya salut Bang Iwan memilih non-partisan, tidak mau mengotak-ngotakkan pemggemarnya, tidak mau pengikutnya ada yang merasa termarjenalisasi, saya rasa tidak ada salahnya Presiden "Orang Indonesia" membimbing rakyatnya agar tidak salah pilih.  Tidak ada salahnya Presiden "Orang Indonesia" memberi pencerahan pada rakyatnya yang mungkin belum ngerti.  Memilih netral kalau pilihannya sama baik hingga jadi bingung mau memilih yang mana tapi memilih netral ketika ada pilihan yang harus dimenangkan  kok rasanya kurang pas ya

Tapi saya menghormati pilihan Bang Iwan untuk netral dan tidak akan mengotori keputusan beliau dengan menghubungkan nama beliau dengan nama capres tertentu.  Takut tidak bisa kentut nanti.  Ngeriiiii....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun