Mohon tunggu...
Hendra Barakat
Hendra Barakat Mohon Tunggu... -

TINGGAL 14 TAHUN DI BRUNEI , BERDIKARI DI BIDANG KULINER, DAN SEKARANG LAGI KHUSU' BELAJAR JADI BAPAK

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Banyak Tukang Palak di King Abdul Aziz Airport

2 Juli 2012   00:03 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:21 1071
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Alhamdulilah akhirnya setelah bertahun tahun menyisihkan uang bekerja sebagai TKI di Brunei hajat untuk berkunjung ke rumah Allah dan sholat di masjidil Haram terlaksana jua, Bersama istri tercinta akhirnya segala impian dan keinginan saya dan juga semua umat muslim untuk berkunjung ke tanah suci pada tahun ini menjadi kenyataan Sebelum berangkat ketua rombongan sudah mewanti wanti bahwa kalau kita di Tanah Suci harus sabar, tawakal serta banyak beristigfar dan butuh kesabaran yang tinggi

13410088321054867687
13410088321054867687
. Setelah transit di Doha , Qatar akhirnya jam 3 pagi sampai juga di Bandara King Abdul Aziz perasaan haru biri sudah terasa di dalam hati tak henti hentinya mengucapkan syukur tiada henti. Dan sangat terkejut sekali hampir semua petugas di sini termasuk satpamnya bisa mengucapkan Bahasa Indonesia dengan baik menyuruh semua Jamaah untuk teratur keluar. Ketika akan mengambil barang banyak para porter menwarkan diri kalau di lihat mereka bukan bangsa Arab mungkin mereka dari India atau pun Pakistan tak lupa juga beberapa cleaning service menawarkan nomber telepon mobile serta pulsa wahh saya pikir kok sama juga dengan Bandara Soetta yah... Untuk Porter saya sudah diingatkan jangan melayani mereka karena ujung ujungnya mereka akan meminta duit kalo enggak di kasih barang kita tidak bakal dikasihkan...wahhh!! Sesampai di luar Airport banyak sekali para calo yang menawarkan jasa pengangkutan baik taxi gelap maupun legal dan secara tiba tiba ada petugas yang menarik pasport salah satu anggota rombongan kami dan dia berucap pasport dikembalikan asal ketua dari kami suruh datang menghadap. Walau kami jelaskan bahwa group kami sudah ada bis yang menjemput mereka tetap dengan mimik tegas menyuruh harus mengikuti arahannya. Setelah negoisasi akhirnya pasport di berikan dengan imbalan 100 real, dalam hati saya kalau mau duit kenapa harus berlagak kayak petugas yang sok galak.
1341009542291252091
1341009542291252091
Kesabaran memang sedang menguji kami setelah ketemu bis carteran yang akan kami naiki rupanya tak sesuai dengan yang di order bisnya sudah tua dan ACnya tidak terlalu dingin akhirnya walau perjalanan malam hari karena didalam bis yang sumpek kami semua bermandi keringat juga. Dan yang kami harus sabar lagi bis itu menjadi alat transportasi kami buat keliling dan berziarah selama di Medinnah alhasil karena perjalanannnya siang keringat pun tiada henti. Para peserta yang sudah cukup berumur selalu mengingatkan kami anak anak muda bahwa dalam melaksanakan ibadah ini kita harus sabar dan banyak beristigfar. Ketika sampai di Mekkah alangkah terkejutnya lagi Hotel yang kami order tidak bisa di tempati karena ada rombongan yang lain yang bisa membayar lebih mahal sehingga hotel kami di tukar kepada hotel yang amat sederhana dan ACnya kurang berfungsi selain itu jarak ke Masjidil Haramnya sangat jauh. Tapi kami semua tetap bersabar bahkan kami berfikir positif saja mudah mudahan ini menjadi pertanda baik bagi kami, walau harus menempuh perjalanan jauh ke Masjidil Haramnya. Tapi yang saya sayangkan kenapa ibadah pun harus uang yang berbicara? bukankah di Tanah Suci ini kita harus berbuat banyak kebaikan ?? tapi mungkin bisnis yah bisnis ....( saya jadi teringat Korupsi mengadaan AlQuran yang sedang di tangani KPK ...Betapa mirisnya untuk hal ibadah pun selalu ada duit yang berbicara !!) Akhirnya setelah 9 hari di Tanah Suci tiba waktunya kami untuk pulang lagi ke Tanah Air sesampai di King Abdul Aziz Airport khusus Umroh dan Haji ( airport Internasionalnya di bedakan dan cukup jauh dengan penerbangan biasa) kami bersiap menurunkan barang. Tapi alangkah terkejutnya Airport yang megah dan besar itu tak ada satu pun troli dari ujung sampai ke ujungnya yang sangat jauh kami cari tak ada satu pun troli ( jadi teringat Bandara Husen sastranegara di Bandung yang tak ada trolinya ) Selagi pusing memikirkan membawa barang di tambah lagi tak henti hentinya para porter yang menawarkan jasa dengan sedikit memaksa akhirnya kami turuti salah satu porter ..OOh alangkah terkejutnya saya rupanya troli ini di simpan di tempat tersembunyi dan tidak gratis !! kalau mau troli harus sewa 1 troli 3 real... Saya bingungkan baru ada Bandara sehebat ini trolinya harus sewa dalam hal ini Bandara Soetta kalah tapi kalau memang sewa kenapa tulisan kata RENT 1 TROLI FOR 3 REAL hanya di tulis pake secarik kertas?? apa ini juga kerja para porter yang doyan duit itu?? Karena mengejar penerbangan akhirnya kami sewa beberapa saja selebihnya untus tas kami dorong sendiri hanya Ibu ibu saja yang membawa troli ketika akan boarding pass bergulung gulung rombongan yang akan pulang ke tanah air dan anehnya ketika antri pun kita tak dilayani terus. Akhirnya saya baru tahu yang bisa boarding pass duluan ketua rombongannya di haruskan membayar 200 real kepada para porter yang saya lihat sangat menentukan siapa saja yang boleh keluar duluan. Saya yakin mereka bukan bangsa Arab karena saya kenal karakter mereka mungkin orang Bangladesh atau India ( yang saya sayangkan petugas asli orang Arabnya tak memberi respon apa apa melihat antrian banyak begitu mungkin bagi mereka hal itu sudah biasa dan apalagi nantinya pada musim Haji tak bisa saya bayangkan !!) Akhirnya kami para anggota rombongan sepakat untuk melawan terlampau banyak kesabaran yang harus kami hadapi dan ini bukan lagi masalah ibadah tetai masalah harga diri. Dengan ramah lalu ketua rombongan mendatangi para porter yang membantu untuk boarding pass dan kami kata bahwa group kami sanggup membayar 200 real asal di utamakan karena hanya beberapa menit lagi pesawat kami akan terbang. Dengan sikap dan cepat akhirnya kami bisa boarding pass setelah selesai ketika oknum porter itu meminta bayaran kami kasih hanya 10 real saja dengan mimik murka oknum itu menghardik kami tapi dengan sigap semua anggota lelaki rombongan kami melawan tak lupa saya ancam akan melaporkan perbuatannya dan saya ambil potonya menggunakan kamera hanphone. Saya pikir ini bukan kesabaran lagi yang harus di hadapkan ,ini bukan ibadah lagi tapi kita menghadapi orang orang yang memeras kita, tapi banyak dari orang kita biasanya tak melawan karena apa yang mereka hadapi di tanah suci ini selalu dikait kaitkan dengan amal ibadah, mereka selalu berpikir ini mungkin jelmaan amal ibadah kita selama di Indonesia sehingga ketika kita ada di tanah suci di balas oleh orang lain tapi saya pikir sebaliknya saya harus MELAWAN..Setelah melihat tampang kami yang serius akhirnya tukang palak itu pergi bersama kawan kawannya dengan membawa duit 15 real dari group kami. Dan selanjutnya tanpa membuang waktu lagi group kami teratur antri untuk cop pasport di konter imigrasi..Ketika sedang antri tiba tiba datang lagi seorang Porter berseragam coklat dengan tampang lebih sangar membawa secarik kertas dengan suara keras dia ngotot ingin ketemu ketua rombongan kami dan mengatakan bahwa barang kami yang sudah di masukan tadi tidak bisa masuk karena ada kesalahan. Dalam hati sorry kelas kakap mau di kibuli kelas teri mana mungkin barang yang sudah masuk ke pesawat bisa keluar lagi lagi pun kalau memang ada masalah kenapa harus "seorang" porter yang memberi tahukan bukan petugas Airport lewat pengeras suara kalau memang ada masalah ..aya aya wae ini Bangsat !! Dengan tampang yang sangar ( saya yakin ini ketua gengnya) dia menghardik kami dan mengatakan bahwa kami tak bisa terbang kalo tidak membayar dulu ...Dalam hati sipa kamu?? akhirnya kemarahan saya memuncak rasanya cukup sudah hati ini menerima perlakuan semena mena dari petugas Imigrasi dan para oknum di Bandara Soetta selama diri ini menjadi TKI tak akan sekarang pun di negeri orang akan di kerjai... Sambil teriak saya bilang ..." Kamu ini Porter kerjanya menolong penumpang pesawat bukan untuk memalak penumpang ...Kalau kamu tidak mau jangan kerja jadi porter ..alangkah bagusnya kamu balik Bangladesh ( saya tahu dia orang Bangladesh karena saya mengerti sedikitnya bahasa mereka karena di Brunei pun banyak tenaga kerja berasal dari Bangladesh) dan makan T** disana jangan jadi kuli kalao hati kamu gak iklas... Suara saya yang keras mengundang perhatian penumpang lain dan tiba tiba ada orang Arab ( saya yakin ini managernya)   berpenampilan rapi menamaki jas dan dasi menanyakan apa masalahnya dan si Bangladesh dengan cepat menjawab dalam bahasa Arab bahwa kami hanya mengobrol saja dan dengan sikap mereka pergi dengan pandangan penuh kekalahan. Akhirnya ucapan Alhamdulilah dan astagfirullah keluar dari mulut saya dengan hati yang bercampur campur...Ya Allah !! Setelah menyelesaikan urusan akhirnya kami bisa terbang setelah transit di Doha selama 12 jam akhirnya kami bisa tiba di tanah air , sesampai di Bandara Soetta kami sibuk mengambil baranng bagasi. Setelah terkumpul dan di cek ternyata 2 galon air zam zam kami hilang dan sibuk mencari takutnya terbawa oleh jamaah group lain tetapi setelah di cek tak ada yang terbawa akhirnya seorang porter menghampiri kami dan bilang tunggu sampai penumpang selesai baru bisa di uruskan kedalam. Setelah penumpang lain pulang tinggallah group kami dan kami mengatangi para petugas kehilangan barang setelah beberapa saat datang lagi seorang porter dan membisiki kami bahwa barang ada di dalam tapi kalau mau keluar coba di sisispi sedikit uang untuk beli rorkok kepada porternya.. Saya hapal sudah permainannya akhirnya sambil menyelipkan uang 10 ribu 2 galon air Zam zam kami dapat di ambil sambil senyum petugas porter bilang " terima kasih ..tadi air Zam zamnya terselip " ...he..he...aneh !!

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun