Mohon tunggu...
Teddy Budiyansyah
Teddy Budiyansyah Mohon Tunggu... -

Histori, Vakansi, Point of View dari Teddy Budiyansyah

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pemilu Terketat dan Paling Memalukan

9 November 2016   13:17 Diperbarui: 10 November 2016   16:28 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: https://underground.net/us-election-2016-timeline/

Beberapa waktu yang lalu tepatnya pada 9 November 2016 menjadi hari yang cukup bersejarah bagi masyarakat Amerika Serikat dan dunia, pemilihan presiden yang digadang menjadi pemilihan presiden terketat sepanjang sejarah Amerika Serikat berlangsung diseluruh negara bagian hari ini dalam rentang perbedaan enam zona waktu berbeda. Negara Amerika Serikat dalam pemilihan presiden ini telah menjalankan proses demokrasi dalam skala yang super besar, paling menggetarkan sekaligus paling memalukan.

Kedua nya (Hillary dan Trump) telah melakukan pemilihan, Hillary di daerah Chappaqua, New York sedangkan Trump di Manhattan, New York. Masing masing dengan sangat bangga dan sangat optimis akan memenangkan pemilihan presiden tahun ini secara Electrolal Collage di masing masing Negara bagian kecuali Nebraska dan Maine.

Melihat pemberitaan sekarang bahwa Trump memang sangat kontroversial dalam setiap gerak geriknya. Itu benar. Namun jangan salah Hillary pun sempat didera hal hal kontroversial selama proses kampanye atau sebelumnya. Inilah kenapa pemilihan presiden Amerika sekarang dikenal sebagai pemilihan presiden paling ketat, menggetarkan dan memalukan sepanjang sekarang. Lalu, kecenderungan kita?

Donald Trump kita tahu sendiri bahwa sikapnya yang kontroversial tentu dikhawatirkan akan memberikan dampak yang negatif terhadap iklim investasi dunia. Sebagai seorang politikus yang juga pebisnis tentunya kebijakan dari Trump akan lebih banyak diambil dan mempertimbangkan dari sisi untung rugi secara ekonomi baik untuk pribadi atau golongan tertentu. 

Komentar negatif terhadap Trump sempat bergulir ketika ia menyebut imigran meksiko sebagai pemerkosa dan penjahat. Tak ayal perang kata kata antara pendukung Hillary terus bermunculan. Tak lupa juga nada rasial yang dilontarkan Trump sering memicu kemarahan berbagai pihak minoritas di negeri Paman Sam tersebut. Sempat Trump berujar soal muslim yang gugur di perak Irak sempat menuai kemarahan masyarakat muslim Amerika.  Terlebih ketika dalam satu sesi Trump pernah berujar tidak akan memperbolehkan imigran muslim masuk Amerika. Selain itu soal pelaporan pajak yang sampai sekarang perusahaannya belum begitu transparan memberikan laporan terhadap negara belum juga mendapatkan penjelasan sejak 18 tahun terakhir.

Terakhir yang paling mengejutkan adalah ketika viral rekaman video Donald Trump yang menyebut kata kata yang merendahkan perempuan dan sempat menyebut bahwa perempuan sebagai pelacur dan sebagainya walaupun ia sempat memberikann pernyataan bahwa kata kata tersebut bukan lah mencerminkan dirinya, setelah itu ia meminta maaf terhadap publik.

Sementara Hillary Clinton, tak kalah kontroversial dengan Trump. Ia sempat tersangkut kasus email email yang sempat bocor terkait sumbangan ke Yayasan Clinton saat ia menjabat sebagai menteri luar negeri. Beredar viral juga pembicaraan yang cukup memalukan diantara anggota tim kampanye nya yang sempat merendahkan beberapa pihak tertentu.

Kejutan terjadi ketika 11 hari menjelang pemungutan suara, FBI mengumumkan telah menemukan email bukti penyelidikan mereka terkait kasus terdahulu. Email ini ditemukan di laptop milik suami salah satu penasehat inti Clinton, Huma Abedin, yang tersangkut kasus yang saat ini ditangani polisi.  Suami Abedin diduga mengirim teks berisi kata-kata vulgar kepada gadis berusia 15 tahun

sumber: http://www.wzzm13.com/news/politics/national-politics/hillary-clinton-and-donald-trumps-1st-debate-what-happened/326448797
sumber: http://www.wzzm13.com/news/politics/national-politics/hillary-clinton-and-donald-trumps-1st-debate-what-happened/326448797
Sejumlah praktisi dan pengamat Indonesia berpendapat bahwa siapapun yang terpilih tidak akan terlalu memberikan dampak yang signifikan terhadap Indonesia. Disoroti dari sisi ekonomi dan perdagangan tentunya, keduanya jika terpilih tidak akan menghasilkan kebijakan ekonomi yang akan berpengaruh terhada dunia luar karena kedua nya sadar yang peling penting dilakukan adalah melakukan pemulihan ekonomi dalam negeri dibandingkan ikut campur dalam kebijakan negara lain.

Rakyat Amerika sekarang tidak terlalu suka keterlibatan Amerika dengan dunia luar, kebanyakan dari mereka lebih ingin fokus terhadap kondisi dalam negeri yang akan lebih baik kedepannya. Ini bukan tanpa alasan, beberapa presiden sebelumnya yang tentunya fokus terhadap masalah timur tengah, pengungsian luar negeri, gerombolan migran pencari suaka atau bahkan kebijakan laut internasional tidak terlalu disukai oleh masyarakat Amerika. 

@tedbudiyansyah

Tangerang 9 November 2016

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun