Pernahkah Anda mendengar teman Anda bercerita kalau (misalnya) si anu itu ternyata iri dengan si anu dan begitu seterusnya. Lalu pertayaannya, apakah yang menceritakan si anu itu tidak sedang iri? Entahlah. Kali ini kita tidak akan menceritakan si anu, tapi kita akan membahas tentang iri.
Bolehkah kita iri dengan orang lain? perlukah rasa iri itu kita miliki? dan bagaimana bisa iri itu justru baik? Nah, ini yang akan coba kita kupas. Tentu saja dengan harapan bisa menambah sudut pandang yang lain tentang mendefinisikan iri dengan tepat dan bagaimana mengelolanya menjadi sebuah kekuatan.
Baiklah. Markililede (mari kita lihat lebih dekat). Perasaan iri itu baik, jika...
1. Jika Iri dalam Hal Kebaikan
Jika Anda iri dengan orang yang lebih shaleh dari Anda, maka itu bagus dan perlu dipertahankan. Jika Anda iri dengan orang yang lebih bijak dan lebih pintar dari Anda, maka itu bagus dan harus dipertahankan.
Jika Anda iri dengan orang yang lebih sukses dari Anda, maka itu juga bagus. Singkatnya, selama yang Anda irikan itu adalah hal kebaikan atau pribadi yang lebih baik dari Anda, maka itu bagus dan harus Anda pertahankan. Justru, itu tandanya Anda sehat. Sebab kalau tidak ada iri terhadap kebaikan, jangan-jangan hati Anda sudah merasa baik atau tidak bisa melihat kebaikan orang lain. Justru pada saat begini sebenarnya Anda sedang sakit.
Jadi, irilah terhadap kebaikan yang lebih banyak.
2. Jika Iri Mendorong Anda Menjadi Lebih Baik
Jika perasaan iri Anda terhadap seseorang menyebabkan Anda lebih giat, lebih rajin ibadah, lebih serius bekerja dan hal positif lainnya, maka peliharalah terus rasa iri itu. Karena iri berbeda dengan dengki. Iri cenderung tidak pernah mengharap nikmat orang lain berkurang sedikitpun. Sedangkan dengki sebaliknya, cenderung mengharap nikmat orang yang didengkinya berkurang atau bahkan hilang.
Jadi, selama iri itu membuat Anda menjadi lebih sedikit tidur dan lebih banyak bekerja, berpikir, beribadah dan berkarya, maka syukurilah rasa iri yang Anda miliki itu. Karena tidak semua orang punya kesempatan mengelola iri menjadi aksi seperti yang Anda sedang lakukan.
3. Jika Iri Menyadarkan Anda kalau Selalu Ada Langit di Atas Langit
Jangan salah, iri itu membuat Anda sadar kalau masih banyak yang lebih baik di dunia ini dari Anda. Tapi santai saja. Selama Anda hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka itu sudah lebih dari cukup.
Adapun iri kepada selain diri Anda itu anggap saja sebagai pemicu Anda untuk terus berbuat lebih baik, dan tentu saja untuk mengembalikan Anda agar "tetap membumi".Â
Ingat, Anda memang seseorang (siapa-siapa), tapi di bagian lain Anda juga bukan siapa-siapa. Poinnya adalah, dengan iri ini Anda akan semakin yakin kalau Anda bisa lebih baik lagi dan lagi setiap hari. Karena memang selalu ada langit di atas langit.Â
***
Kata kunci dari iri ini adalah :Â
1) Akui : Anda harus mengakui kalau Anda sedang iri, jangan dipendam. Karena energi yang dipendam itu sewaktu-waktu bisa meledak.
2) Fokus ke Dalam :Â Jadikan rasa iri Anda itu untuk melakukan perbaikan diri ke dalam, bukan melakukan tindakan anarkis ke luar.
Dengan 2 kunci ini (minimal), maka iri yang Anda punya akan terkontrol dan tentu saja akan lebih meningkatkan kemampuan Anda menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Jadi, sudahkah Anda "Iri" hari ini? Dan apa yang sudah Anda lakukan (perbaikan diri) dari perasaan iri Anda itu? Silakan kita jawab masing-masing.
Semoga bermanfaat
Salam bahagia