Mohon tunggu...
TauRa
TauRa Mohon Tunggu... Konsultan - Rabbani Motivator, Penulis Buku Motivasi The New You dan GITA (God Is The Answer), Pembicara Publik

Rabbani Motivator, Leadership and Sales Expert and Motivational Public Speaker. Instagram : @taura_man Twitter : Taufik_rachman Youtube : RUBI (Ruang Belajar dan Inspirasi) email : taura_man2000@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Filosofi Mendalam di Balik Pepatah "Yang Tengeut Me Eek Mata, Yang Jaga Me Eek Igo"

16 Juni 2021   21:28 Diperbarui: 17 Juni 2021   01:54 755
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ibu kami hanya membangunkan sekali dua kali bagi yang sudah tidur. Selebihnya, yang masih terjagalah yang melahap makanan yang ada. Singkatnya, ibu kami lalu mengucapkan kalimat ini secara utuh. "Yang tidur akan bertahi mata, yang berjaga akan bertahi gigi".

Tapi tahukah Anda makna yang lebih dalam dari potongan kedua ini? Ya, artinya adalah, siapa saja dari kita yang lebih banyak "terjaga" daripada tidur, maka wajar kalau keberkahan, rezeki hingga kesuksesan bisa dicapai dan diraih.

Ya, analogi "me eek igo" mengandung makna bertahi gigi, yaitu mendapat makanan, rezeki, karunia dan lain sebagainya. Singkatnya, semakin sering kita terjaga, apakah dengan melakukan ibadah, bekerja cerdas, membaca, belajar dan lain sebagainya, maka potensi kita untuk lebih sukses tentu jauh lebih besar dibanding kita lebih banyak tertidur, apalagi ditambah kata pulas.

***

Pertanyaan selanjutnya adalah, Anda lebih sering masuk kategori yang "tidur" atau yang "terjaga"? Ya, pada akhirnya semua hal yang kita lakukan pasti punya konsekuensi logis dibelakangnya.

Hidup kita hanya satu kali, teman. Pastikan di satu kali kesempatan hidup ini, kita melakukan apapun yang terbaik yang bisa kita lakukan. Tidak melulu harus berhasil dari setiap upaya yang kita lakukan, tapi minimal, ketika suatu hari kelak kita ditanya oleh Allah yang maha kuasa, untuk apa usia yang telah diberikan? maka kita dengan (sedikit) keberanian akan bisa berkata, "aku sudah melakukan apa yang aku mampu, duhai Allah, Tuhan semesta alam.."

Semoga bermanfaat

Salam bahagia

Be the new you

TauRa

Rabbani Motivator

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun