Mohon tunggu...
TauRa
TauRa Mohon Tunggu... Konsultan - Rabbani Motivator, Penulis Buku Motivasi The New You dan GITA (God Is The Answer), Pembicara Publik

Rabbani Motivator, Leadership and Sales Expert and Motivational Public Speaker. Instagram : @taura_man Twitter : Taufik_rachman Youtube : RUBI (Ruang Belajar dan Inspirasi) email : taura_man2000@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Ini 3 Cara Memaknai Kegagalan

23 April 2021   16:43 Diperbarui: 25 April 2021   11:33 763
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memaknai kegagalan penting untuk mengarungi kehidupan.| Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Singkatnya, meski saya cukup berbakat, minimal menurut kakak saya, nyatanya semua yang saya ikuti berakhir dengan "kegagalan". Saya mulanya tetap yakin kalau saya bisa, tapi semakin saya coba dan yakin akan menang, maka semakin besar potensi kekecewaan yang saya rasakan.

Singkatnya, orangtua saya membisikkan kalau bakatmu mungkin bukan di sana, jangan terlalu dipaksakan karena masa dan usiamu akan sia-sia mencoba sesuatu yang "tidak berhasil".

Benar kata orang tua saya. Saya putar haluan, dimulai dari bekerja di dunia profesional, mulai menulis buku, hingga akhirnya menjadi pembicara publik dan mengisi banyak pelatihan. Hal ini juga mampu membuat saya beberapa kali nampang di TV dan begitu seterusnya.

Ya, ternyata ada banyak cara untuk masuk TV (misalnya). Tidak selalu jadi penyanyi atau artis, jadi pembicara pun juga punya potensi yang sama. Jadi, putar segera haluanmu jika kau sudah merasa ini bukan lah bidang dan duniamu. Karena semakin kau memaksakan, bisa jadi waktumu akan terbuang dengan percuma.

3. Gagal Itu Mendewasakan

Seorang teman bercerita kalau rumah tangganya telah gagal dan hancur. Singkatnya dia mengaku telah gagal menjadi kepala keluarga dan lain sebagainya.

Sekitar 1 tahun kemudian, dalam sebuah pertemuan singkat di sebuah mal, dia terlihat sudah bersama wanita lain yang ternyata adalah istri barunya. Ketika ditanya oleh seorang teman bagaimana cara dia begitu cepat move on dari kegagalan pernikahan sebelumnya? Jawabannya cukup sederhana meski tidak sesederhana kedengarannya.

"Ya, dengan kegagalan kemarin (pernikahan sebelumnya), aku jadi lebih mengerti tentang kedewasaan dan kematangan dalam sebuah pernikahan. Kita para pria lah yang memang harus lebih memahami wanita, karena memang kita punya pundak untuk disandari, bukan untuk menyandari"

Jawaban yang menurut saya cermin dari kedewasaannya yang meningkat. Darimana dia mendapatkan kedewasaan ini? Ya, dari kegagalan yang dihadapinya.

Jadi, Anda tidak perlu khawatir jika menghadapi sebuah kegagalan, karena Anda pasti akan bertumbuh dan bertambah dewasa dengan kegagalan itu. Tidak percaya? coba ingat lagi kegagalan apa yang pernah Anda hadapi dan bagaimana sikap Anda sekarang melihat kegagalan itu?

***

Pada akhirnya, ketepatan Anda dalam memaknai kegagalan menjadi penting dalam mengarungi hidup dan kehidupan ini. Hidup tidak selamanya mendaki. Terkadang Anda akan landai dan terkadang juga Anda menemukan turunan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun