Mohon tunggu...
TauRa
TauRa Mohon Tunggu... Konsultan - Rabbani Motivator, Penulis Buku Motivasi The New You dan GITA (God Is The Answer), Pembicara Publik

Rabbani Motivator, Leadership and Sales Expert and Motivational Public Speaker. Instagram : @taura_man Twitter : Taufik_rachman Youtube : RUBI (Ruang Belajar dan Inspirasi) email : taura_man2000@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Ini 5 Profesi yang Idealnya Tidak "Nyambi"

9 Maret 2021   21:02 Diperbarui: 16 Maret 2021   21:49 580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pilot. (sumber: AFP / JONATHAN NACKSTRAND via kompas.com)

Jika Anda seorang karyawan, apakah Anda punya pekerjaan sampingan? Kalau ada, ya silakan saja, selama tidak ada hak perusahaan yang Anda langgar.

Zaman sekarang ini, banyak sekali orang yang bekerja A sambil melakukan aktivitas B di waktu lainnya. Salahkah? lebih jauh dari itu. Bisa jadi ini disebabkan karena pendapatan dari pekerjaan utama belumlah mencukupi dari pengeluaran rutin setiap bulannya.

Bahkan ada istilah umum yang sering kita dengar. "Hari gini, gak "nyambi" ya gak keren.." "Hari gini, gak "nyambi" ya gak makan, Pak"

Tapi tahukah Anda, ada 5 pekerjaan yang idealnya tidak "nyambi" dan ini yang akan menjadi pembahasan kita kali ini. Markililede (mari kita lihat lebih dekat)

1. Pilot

Suatu hari, ketika akan naik pesawat, anak saya yang TK mendengar kalau ibunya mengatakan baru saja kehabisan pulsa dan mungkin baru akan mengisinya setelah turun pesawat.

Mendadak anak saya mengatakan, "Ma, kenapa gak diisi sekarang aja pulsanya. Coba tanya om itu, Ma. siapa tahu dia jualan pulsa (sambil menunjuk ke arah pilot)

Kami mendadak tertawa bersama. Saya tidak bisa bayangkan kalau seorang pilot (misalnya), di saat akan menyiapkan keberangkatan pesawat, sempat-sempatnya jualan pulsa dan mengirimkan pulsa itu ke pelanggannya. Sungguh ter-la-lu.

Ya, pekerjaan satu ini idealnya tidaklah "nyambi" dalam pekerjaannya. Dengan risiko dan tanggung jawab yang besar, maka sudah sepantasnya kalau pilot hanya fokus pada satu pekerjaan ini saja, alih-alih menjual pulsa, dagang minyak wangi dan lain sebagainya.

Salahkah kalau tetap "nyambi"? Entahlah, pada akhirnya itu tetaplah pilihan masing-masing.

2. Dokter

Ketika menunggu kakak saya operasi caesar bersama keluarga lainnya, tiba-tiba terdengar dari dalam ruangan operasi ada seseorang yang seperti sedang bicara lewat telepon.

Kami yang diluar spontan mendadak panik. Bagaimana mungkin, saat akan melakukan operasi di ruang operasi, ada orang yang menelepon orang lain? Apakah operasi itu dianggap main-main?

Ketika saya sudah bertekad untuk bertanya siapa yang bertelepon di dalam dan akan melaporkannya ke pihak rumah sakit setelah operasi, orangtua saya melarang dan mengatakan, "Sudahlah, yang pentingkan dia (kakak saya) sehat dan operasinya lancar.."

Memang benar, operasinya lancar dan semuanya baik-baik saja. Tapi, meskipun kami tidak tahu pasti siapa yang bicara di telepon itu, yang jelas kakak saya tidak pernah lagi ke dokter itu ketika melahirkan anak selanjutnya.

Ya, dokter adalah profesi yang seharusnya tidak "nyambi" melakukan pekerjaan lain, meskipun itu adalah haknya. Tapi coba bayangkan kalau hal seperti itu terulang lagi dan yang terjadi justru tidak baik-baik saja?

3. Pejabat Publik

Apa jadinya jika seorang bupati "nyambi" jualan katering? agar setiap agenda rapat dan seterusnya itu memakai jasa kateringnya? Atau apakah elok jika seorang walikota "nyambi" menjadi direktur CV sebuah percetakan agar semua pemesanan ATK dan seterusnya itu bisa dipesan melalui dia?

Entahlah. Bisa jadi ada yang menganggap tidak masalah. Tapi pada dasarnya itu bisa menjadi masalah. Coba Anda pikir sendirilah di mana letak masalahnya kemudian.

Ya, idealnya, ketika Anda dilantik menjadi pejabat publik, maka mengabdilah dengan setulus hari dan sepenuh jiwa. Ingat, tidak mudah menjadi pejabat publik. Ada satu orang saja yang kelaparan di wilayah kekuasaan Anda, maka Anda akan dimintai pertanggungjawabannya di hari akhirat kelak.

Itulah kenapa, Umar Bin Khattab sampai pernah menggendong sendiri gandum dan membawakannya ke salah seorang rakyatnya yang kelaparan. Ketika diminta sahabat lain untuk membantunya membawakan sekarung gandum itu, Umar dengan gemetar menjawab :

"Apakah kalian bisa menggantikanku untuk menjawab di hadapan Allah ketika diminta pertanggung jawaban terhadap hal ini.."

Kalaulah ada pemimpin yang begini hari ini, maka saya orang pertama yang memilihnya. Jadi, janganlah "nyambi" ketika jadi pejabat publik. Fokus ke rakyat Anda.

4. Guru

Ini adalah profesi selanjutnya yang seharusnya tidak boleh menyambi hal lain. Guru adalah garda terdepan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Ketika dia mengajar sambil jual kripik, mengajar sambil jual dimsum, mengajar sambil jual masker dan lain sebagainya, maka Pemerintah seharusnya lebih peka terhadap hal ini.

Apakah salah guru itu "nyambi"? Bagaimana mungkin bisa disalahkan, kalau apa yang diterimanya jauh dari kata cukup? Ini tentu bukan salah mereka para pendidik kita, tapi bisa jadi ada pihak yang kurang peka terhadap hal ini di lapangan.

Dulu, guru SD saya yang terkenal begitu disiplin dan tegas pernah ditanya oleh seorang wali murid. "Ibu selain ngajar ada usaha apa..?"

Beliau dengan enteng menjawab, "Saya gak punya usaha lain selain mengajar anak-anak di sini.."

Kalimat yang sudah terjadi puluhan tahun lalu itu begitu terngiang di telinga saya dan meyakini kalau ternyata pasti ada guru-guru lain yang juga (idealnya) seperti itu.

Kalau tetap ada yang "nyambi"? Jangan salahkan mereka. Jangan-jangan salahnya ada di Anda sebagai pemangku kepentingan.

5. Petugas Keselamatan

Saya tidak bisa membayangkan kalau petugas pemadam kebakaran (misalnya) belum bisa pergi ke lokasi kebakaran karena sedang mengurusi bisnis ikan cupangnya. Atau petugas keselamatan pantai telat membantu orang yang akan tenggelam karena sedang melayani pesanan toko onlinenya.

Jangan tertawa. Ini bisa jadi nyata. Ya, petugas keselamatan seharusnya tidaklah "nyambi". Dia benar-benar harus fokus dengan pekerjaannya. Kita tidak pernah tahu kapan bencana akan datang. Untuk kita, para pahlawan keselamatan ini seharusnya hanya fokus pada satu aktivitas saja yaitu pekerjaan utamanya, tidak yang lain.

***

Apakah Anda punya profesi salah satu di atas? Apakah Anda juga "nyambi" melakukan hal lain di luar pekerjaan utama Anda? Pada akhirnya, orang-orang (yang seolah-olah) moderat selalu berargumen begini, 

"Semua itu tidak masalah, Pak, selama dilakukan dengan bijaksana dan bisa mengatur waktu.."

Ya, pada akhirnya pilihan ada di tangan Anda sebagai pelaku. Kata kuncinya, jangan sampai yang Anda lakukan merugikan orang lain, apalagi profesi Anda yang memang berurusan dengan orang lain.

Semoga bermanfaat
Salam bahagia
Be the new you

TauRa
Rabbani Motivator

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun