Mohon tunggu...
TauRa
TauRa Mohon Tunggu... Konsultan - Rabbani Motivator, Penulis Buku Motivasi The New You dan GITA (God Is The Answer), Pembicara Publik

Rabbani Motivator, Leadership and Sales Expert and Motivational Public Speaker. Instagram : @taura_man Twitter : Taufik_rachman Youtube : RUBI (Ruang Belajar dan Inspirasi) email : taura_man2000@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Selamat Tinggal Pengalaman (2020) dan Selamat Datang Harapan (2021)

30 Desember 2020   22:14 Diperbarui: 27 April 2021   06:16 1852
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selamat datang harapan, 2021 (Sumber: Freepik/Callmetak)

Konon dikisahkan, suatu kampung mengalami musim kemarau yang teramat parah. Jangankan untuk tumbuhan hidup, untuk kebutuhan sehari-hari saja manusia kesulitan karena tidak adanya air.

Singkatnya, para penduduk sepakat untuk berdoa minta hujan. Tetapi yang menarik, dari semua orang yang hadir dan berdoa, hanya satu orang yang membawa payung.

Mendadak satu kampung bingung dan bertanya kepada orang yang membawa payung itu.

"Hai Fulan, kenapa kau membawa payung, padahal kan kita sudah lama kemarau dan tidak pernah hujan..?"

Dengan enteng orang itu menjawab.

"Justru aku yakin kalau doaku akan dikabulkan Tuhan setelah kita berdoa bersama-sama, makanya aku membawa payung sebagai antisipasi kalau hujan lebat turun.."

Ya, ini adalah tentang harapan. Orang yang membawa payung tadi yakin dan percaya kalau harapan selalu ada selagi usaha dan doa dimaksimalkan. Berbeda dengan kebanyakan orang yang lain, yang sepertinya tidak yakin kalau doa dan usahanya dalam berdoa itu akan dikabulkan.

***

Tahun Pengalaman 2020

Kisah sederhana ini mengajarkan kita tentang bagaimana setiap kita harus memiliki harapan yang baik dalam hidup ini ke depan. Adalah benar kalau tahun 2020 penuh dengan tantangan, kesedihan, air mata, dan perjuangan yang tidak mudah.

Pengangguran yang meningkat, kemerosotan ekonomi yang tajam, dan kesulitan keuangan banyak masyarakat hanyalah kepingan kecil dari kisah besar sebuah tahun yang penuh dengan tantangan, kalau kita tidak ingin menyebutnya dengan kesulitan.

Tapi satu hal yang harus selalu kita ingat, kalau tak ada badai yang tak pernah usai. Tak ada kesulitan yang takkan berakhir. Bahkan, gelombang tsunami dahsyat sekalipun pasti ada ujung dan akhirnya. Itu yang harus selalu kita tanamkan dalam diri dan kepala kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun