Konon dikisahkan, suatu kampung mengalami musim kemarau yang teramat parah. Jangankan untuk tumbuhan hidup, untuk kebutuhan sehari-hari saja manusia kesulitan karena tidak adanya air.
Singkatnya, para penduduk sepakat untuk berdoa minta hujan. Tetapi yang menarik, dari semua orang yang hadir dan berdoa, hanya satu orang yang membawa payung.
Mendadak satu kampung bingung dan bertanya kepada orang yang membawa payung itu.
"Hai Fulan, kenapa kau membawa payung, padahal kan kita sudah lama kemarau dan tidak pernah hujan..?"
Dengan enteng orang itu menjawab.
"Justru aku yakin kalau doaku akan dikabulkan Tuhan setelah kita berdoa bersama-sama, makanya aku membawa payung sebagai antisipasi kalau hujan lebat turun.."
Ya, ini adalah tentang harapan. Orang yang membawa payung tadi yakin dan percaya kalau harapan selalu ada selagi usaha dan doa dimaksimalkan. Berbeda dengan kebanyakan orang yang lain, yang sepertinya tidak yakin kalau doa dan usahanya dalam berdoa itu akan dikabulkan.
***
Tahun Pengalaman 2020
Kisah sederhana ini mengajarkan kita tentang bagaimana setiap kita harus memiliki harapan yang baik dalam hidup ini ke depan. Adalah benar kalau tahun 2020 penuh dengan tantangan, kesedihan, air mata, dan perjuangan yang tidak mudah.
Pengangguran yang meningkat, kemerosotan ekonomi yang tajam, dan kesulitan keuangan banyak masyarakat hanyalah kepingan kecil dari kisah besar sebuah tahun yang penuh dengan tantangan, kalau kita tidak ingin menyebutnya dengan kesulitan.
Tapi satu hal yang harus selalu kita ingat, kalau tak ada badai yang tak pernah usai. Tak ada kesulitan yang takkan berakhir. Bahkan, gelombang tsunami dahsyat sekalipun pasti ada ujung dan akhirnya. Itu yang harus selalu kita tanamkan dalam diri dan kepala kita.