"tetapi saya tidak punya uang Pak.." sambung anak gadis kecil polos itu lagi.
"kamu tidak bawa uang sama sekali nak..?" sahut Pak Danang. Karena ini adalah buka dasar baginya, maka tidak baik apabila dimulai dengan gratisan. Belum lagi dalam 1 minggu ini dia belum sama sekali mendapatkan untung dalam jualannya.
Hatinya sedikit bergejolak. Ia merasa tidak mungkin anak yang sekolah disana tidak punya uang. Atau mungkin anak ini sedang mengerjainya..? tapi apapun itu, ia tidak perduli, yang ia yakini hanya satu hal yaitu, apabila ia melakukan sesuatu dengan niat yang baik maka hasilnya juga akan baik. Tanpa berfikir panjang lagi ia langsung memberikan balon yang berwarna kuning untuk anak kecil itu.
"siapa nama kamu nak.?" Tanya Pak Danang lembut kepada si anak.
"Danisa Pak," sahut anak kecil imut itu sambil berlari dan berucap terima kasih.
Pak Danang hanya bisa tersenyum menyaksikan tingkah laku anak kecil itu. Tetapi ia tetap bersyukur karena bisa membuat anak kecil itu bahagia meski hanya memberikannya sebuah balon.
*****
Hari sudah semakin siang. Dagangan Pak Danang masih juga belum laku kecuali sebuah balon kuning gratisan yang diberikannya kepada seorang bocah yang bernama Danisa.
Dari jauh ia melihat sesosok pria gagah memakai jas dan keluar dari mobil mewah mendekat kepadanya. Tidak begitu jelas siapa orangnya. Tetapi semakin dekat ia bisa memastikan kalau itu bukanlah Pak Taufik langganannya.
"Selamat siang Pak, nama saya Hary..! sapa pria berjas itu.
"Selamat siang Pak Hary, nama saya Danang Pak, ada yang bisa dibantu Pak..?" balas Pak Danang padat.