Mohon tunggu...
deddy Febrianto Holo
deddy Febrianto Holo Mohon Tunggu... Relawan - Semangat baru

Rasa memiliki adalah perlindungan alam yang terbaik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Suara Perempuan, Krisis Iklim dan Pemilu 2024

11 Maret 2023   11:56 Diperbarui: 11 Maret 2023   12:16 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok/pri: Horiyana Yolanda Haki


Anak muda Indonesia mempercayai dengan menjaga lingkungan, maka lingkungan akan menjaga mereka. Saya meyakini bahwa organisasi lokal harus didukung penuh dalam hal pemberian hibah dan membangun kapasitas untuk membantu mereka mendukung aksi iklim di daerah yang lebih terpencil di negara kepulauan seperti Indonesia. 


Peraturan nasional tentang aksi iklim dan pendanaan juga perlu diperkuat di seluruh Indonesia, termasuk daerah pedesaan. Pengembangan dan penerapan peraturan ini harus menjadi proses transparan yang melibatkan anak-anak dan remaja, bersama dengan aktivis iklim dan pemangku kepentingan lainnya.


Horiyana Yolanda Haki ( 23) salah satu aktivis lingkungan asal Nusa Tenggara Timur (NTT) juga merasakan dampak perubahan iklim, ia melihat secara langsung kejadian badai hidrometeorologi pada tahun 2021 silam, ia meyakini kejadian badai Seroja merupakan dampak dari perubahan iklim.


Kejadian itu, membuatnya bergabung bersama komunitas Beta Guru Kimia Hijau (BGKH) dan WALHI NTT untuk melakukan kegiatan edukasi tentang persoalan lingkungan di komunitas mudanya, mereka membangun ruangnya sendiri untuk menciptakan lingkungan yang baik lewat kampanye keadilan iklim serta melakukan aksi nyata memulihkan lingkungan dengan membersihkan sampah, melakukan konservasi pesisir, diskusi bersama kelompok masyarakat untuk mendorong kesadaran pentingnya menjaga lingkungan.

Menjelang pemilihan umum tahun 2024 seluruh anak muda menginginkan pemilu nanti mengakomodir isu perubahan iklim agar dibahas dalam setiap visi-misi kandidat kepala daerah, legislative di Indonesia. Karena bagi anak muda saat ini mereka lebih menginginkan pemimpin yang benar-benar peduli terhadap lingkungan dan respek terhadap dampak perubahan iklim.


Suara anak muda dalam menyerukan pengurangan emisi gas rumah kacah bukan saja dilakukan di jalanan. Namun, pemerintah perlu memberikan ruang yang banyak agar mereka bisa memberikan saran terkait mitigasi perubahan iklim dan menyelamatkan generasi mendatang dengan warisan lingkungan yang baik dan sehat.


Keadilan iklim yang disuarakan anak muda saat ini adalah akumulasi dari tindakan atau sikap orang-orang yang memicu dampak perubahan iklim dan berakibat pada kelompok yang tidak memicu dampak perubaan iklim. 

"Ada ketidakadilan dalam proses kebijakan perubahan iklim di Indonesia yang lebih mendorong kepentingan ekonomi dari pada perlindungan alam".


Para perempuan di pulau Sabu-NTT misalnya harus berjuang mendapatkan air bersih untuk kebutuhan makan dan minum serta untuk memenuhi kebutuhan anak-anaknya sekolah. Krisis  air yang terjadi di pulau Sabu bukan tanpa sebab. Kemarau panjang yang terjadi di NTT merupakan dampak dari perubahan iklim. Inilah mengapa keadilan iklim disuarakan oleh anak muda untuk memastikan para ibu-ibu di Indonesia tidak mengalami hal yang buruk seperti di NTT.


Sama hal yang terjadi di pulau Solor-NTT ibu-ibu harus berjalan kaki berkilo-kilo atau membeli air untuk memenuhi kebutuhan hidup dan keluarga mereka. Kejadian ini menjadi contoh nyata betapa buruknya dampak perubahan iklim bagi kelompok perempuan di Indonesia jika kebijakan pembangunan masih saja mengabaikan lingkungan maka akan sangat berpengaruh pada tumbuh kembang generasi berikutnya. 

Oleh karena itu, negara atau pemerintah harus benar-benar mengakomodir suara perempuan dan kelompok anak muda dalam mengendalikan climate changes lewat kebijakan yang pro terhadap iklim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun