Mohon tunggu...
Tauherate
Tauherate Mohon Tunggu... Guru - Guru / Technology Laboratory Medic

Man Jadda Wajada

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemipin (Koneksi Antar Materi Modul 3.1. Pendidikan Guru Penggerak)

27 Oktober 2022   22:40 Diperbarui: 27 Oktober 2022   22:57 617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengutip dari Bob Talbert bahwa“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik (Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best)"

Apa sebenarnya maksud dari kutipan tersebut? Apa kaitannya dengan proses pembelajaran yang saat ini sedang berjalan?

Menjadi seorang pendidik tidak hanya sebatas mengajarkan ilmu atau men transfer of knowledge, namun juga mengajarkan nilai-nilai atau filosofi kehidupan yang jauh lebih berharga dan bermakna bagi sebagai bekal hidup peserta hidup. Pendidikan juga merupakan suatu daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budipekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran dan juga potensi anak. Tujuan akhir pendidikan itu adalah manusia yang paripurna, dalam artian tidak hanya cerdasa dalam knowledge, namun juga memiliki etika yang sesuai norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku dimasyarakat. Lakunya pendidikan itu umumnya dapat bersifat 3 macam, yaitu pembiasaan, pengajaran dengan mempergunakan fikiran dan pendidikan budi pekerti dengan laku dan ilmu. 

Dalam proses pembelajaran sehari-hari di lingkungan sekolah acapkali kita dihadapkan pada suatu dilema etika, dimana ketika peraturan terkadang harus berlawanan atau bersinggungan dengan moral etika yang ada. Keputusan seorang pemimpin haruslah memperhatikan nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang dapat memberikan dampak pada lingkungan kita. Tentunya dalam setiap keputusan yang diambil berdasarkan prinsip dan nilai-nilai kehidupan akan mendapatkan suatu respon (feed back) yang beragam, ada yang setuju dengan keputusan kita namun pasti ada pula yang tidak setuju. Hal ini berangkat dari adanya diferensiasi nilai dan prinsip yang dianut oleh setiap insan individu. 

Guru sebagai seorang pemimpin / leader dalam kegiatan pembelajaran adalah mampu mengidentifikasi potensi dan mengarahkan (directing) supaya dapat tergali potensinya secara maksimal. Keputusan yang diambil harus mengedepankan asaz pemenuhan kebutuhan belajar setiap peserta didik dan sekaligus pembentukan karakter sesuai mazhab profil pelajar pancasila, sehingga kegiatan pembelajaran yang berlangsung bernafaskan ada adab sebelum ilmu. Adab atau keluhuran budi manusia itu mnunjukkan sifat hidup batinnya manusia.

Education is the art of making man ethical. Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.
(~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~).
Hegel yang merupakan seoarang filsuf telah sangat sadar bahwa muara dari sebuah ilmu pengetahuan adalah perilaku yang etis, sehingga sebanyak dan sedalam apapun ilmu yang dimiliki tidak menjadikannya seoarang manusia yang sombong. Seperti yang difatwakan oleh seoarang filsuf berkebangsaaan Indonesia Jujun S. Suriasumantri "mereka, para ahli yang berada dibawah tempurung disiplin keilmuannya masing-masing, sebaiknya tengadah ke bintang-bintang dan tercengang lho: Lho kok masih ada langit lain di luar tempurung kita. Dan kita pun lalu menyadari kebodohan kita sendiri". Sehingga apa yang telah ditahbiskan oleh Hegel juga turut diamin i oleh Jujun S. Suriasumantri (seorang filsuf)

Ki Hajar Dewantara (Sumber: National Geographic Indonesia )
Ki Hajar Dewantara (Sumber: National Geographic Indonesia )

Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
Patrap triloka yang dicetuskan oleh R.M. Suwardi Suryaningrat telah menjelma menjadi ayat suci dan guidance yang rigid dalam menjadi seorang guru yang betul-betul membumikan filosofi digugu lan ditiru, makna dan filosofi yang terkandung dalam patrap triloka telah cukup jelas bahwa menjadi seorang guru harus mempunyai tiga kompetensi inti yakni Ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani. Dan penjelasan secara harfiah dari Patrap triloka ini adalah "di depan memberi teladan", "di tengah membangun motivasi", dan "di belakang memberikan dukungan". Sehingga seorang guru harus mampu menempatkan dirinya dalam mengambil sebuah keputusan, apakah dia berada dalam posisi di depan yang memberi teladan ataukah membangun motivasi, atau bahkan di belakang memberikan dukungan. Sudah jelas bahwa keputusan yang diambil ini berdasarkan kondisi dan kebutuhan lapangan, dan berkiblat pada peserta didik sebagai subjek pembelajaran "Student Centered Learning".

Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika. Guru layaknya manusia biasa yang juga memiliki sisi sosial dan emosional, dan tidak jarang hal ini juga turut berperan serta dalam pengambilan keputusan. Namun perlu diingat bahwa menjadi guru merupakan profesi yang profesional, sehingga berangkat dari salah satu patrap pendidikan Ki Hadjar "ing ngarso sung tuladha" maka seoarang guru mampu untuk memanajemen aspek sosial emosional dan keputusan yang diambil betul-betul sesuai dengan kebutuhan peserta didik, tidak terkontaminasi oleh subjektifitas atau permasalahan pribadi. Keterampilan dalam mengambil keputusan melalui 9 langkah pengambilan keputusan perlu terus dikembangkan dan diterapkan oleh seorang pemimpin pembelajaran. 

Guru sebagai pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya. Dalam hal ini, menjadi seoarang guru atau pemimpin pembelajaran tidak hanya berfungsi sebagai salah satu sumber ilmu, namun juga sebagai pendidik atau orang tua di sekolah formal. Sehingga ketika seorang guru memberikan ilmu atau punishment yang tidak bersifat mendidik, bukan tidak mungkin hal ini akan membentuk karakter dan pribadi yang kurang baik pula.

Dampak nyata yang saya rasakan setelah mempelajari Modul 3.1. dalam Modul Pendidikan Guru Penggerak adalah bahwa saya sebagai seorang guru harus mampu untuk bersikap secara profesional, dan dalam proses pengambilan keputusan harus betul-betul mempertimbangkan segala aspek, serta dampak dan masa depan peserta didik (pengambilan keputusan diusahakan selalu berpusat kepada peserta didik). Proses pengambilan keputusan harus betul-betul diambil dalam kondisi pikiran dan hati yang jernih, sehingga mampu menjaga tumbuh kembang peserta didik sesuai dengan marwah mereka masing-masing.
Urgensi pada topik modul 3.1 ini adalah bagaimana menjadi seoarang pemimpin mampu untuk berpikir dan bersikap secara profesional, terutama dalam proses pengambilan keputusan yang menitikberatkan pada peserta didik sebagai seoarang musafir pencari ilmu. Pengambilan keputusan yang tepat maka akan menjaga masa depan peserta didik, dan demikian pula sebaliknya. Maka wajib hukumnya untuk memiliki kontrol diri dan self discipline sepenuhnya terhadap aspek sosial dan emosional, dan jadilah guru yang profesional yang senantiasa mampu berpedoman pada Patrap Triloka Ki Hadjar Dewantara.


Para pembaca sekalian Rasulullah Bersabda: “Tholabul ‘ilmi faridhotun ‘alaa kulli muslimin wal muslimat minal mahdi ilal lahdi”
Artinya : Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim dan muslimah sejak dari ayunan hingga liang lahat. (H.R. Ibnu Majah No. 224 dari Anas bin Malik R.A. di shahikan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Ibni Majah: 183 dan Shahihut Targhib: 72).Hal ini erat kaitannya dengan Pendidikan yang Merdeka, dimana tujuan pendidikan adalah untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun