Mohon tunggu...
taufiqur rosyidin
taufiqur rosyidin Mohon Tunggu... Santri

saya adalah seorang Santri yang sedang mencari ilmu

Selanjutnya

Tutup

Palembang

Tahfidz di Era Digital: Antara Godaan Gadget dan Cinta Al-Qur'an

21 Mei 2025   09:46 Diperbarui: 21 Mei 2025   09:46 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Tahfidz di Era Digital: Antara Godaan Gadget dan Cinta Al-Qur'an

Oleh:Taufiqurosidin

Dipublikasikan pada: 21 Mei 2025


Zaman terus berubah, namun kemuliaan Al-Qur'an tetap abadi. Di era digital yang serba cepat ini, para penghafal Al-Qur'an (huffadz) menghadapi tantangan unik yang mungkin tidak pernah dibayangkan oleh generasi terdahulu. Smartphone, media sosial, dan berbagai bentuk hiburan digital hadir sebagai godaan yang mengalihkan perhatian dari kegiatan menghafal dan menjaga hafalan Al-Qur'an. Namun, apakah teknologi selalu menjadi musuh bagi para penghafal Al-Qur'an?

Tantangan Penghafal Al-Qur'an di Era Digital

Setiap generasi memiliki ujiannya masing-masing. Jika dulu para salafus shalih harus berjalan jauh untuk mendapatkan ilmu dan menghafal Al-Qur'an, maka ujian generasi saat ini adalah melimpahnya informasi dan hiburan yang hanya berjarak sentuhan jari.

Penghafal Al-Qur'an masa kini harus berhadapan dengan notifikasi yang terus berdering, ajakan bermain game online, atau scroll media sosial yang tidak ada habisnya. Waktu yang seharusnya digunakan untuk muraja'ah (mengulang hafalan) seringkali tersita oleh kegiatan digital yang kurang bermanfaat.

Inilah ironi zaman kita. Sebuah era di mana Al-Qur'an sudah tersedia dalam genggaman melalui aplikasi, namun justru semakin jarang dibuka karena kalah bersaing dengan aplikasi-aplikasi lain yang lebih menghibur.

"Dulu, tantangan terbesar para penghafal adalah mencari guru dan mushaf. Kini, tantangan terbesar adalah mencari waktu dan fokus," begitu komentar Ustadz Rizki Hanivan, pembina salah satu pondok Tahfidz Di Bekasi yang dulu Menjadi pembina saya ketika di salah satu pondok di jombang.

Dampak Negatif Kecanduan Gadget bagi Para Penghafal

Riset yang dilakukan oleh Tim Peneliti Universitas Al-Azhar Indonesia pada tahun 2023 menunjukkan bahwa penggunaan gadget berlebihan berdampak negatif terhadap kualitas hafalan Al-Qur'an. Beberapa dampak yang teridentifikasi antara lain:

Menurunnya daya ingat dan konsentrasi

Berkurangnya waktu untuk muraja'ah

Melemahnya koneksi emosional dengan Al-Qur'an

Munculnya rasa malas dan kurang semangat dalam menghafal

Fenomena yang memprihatinkan adalah munculnya istilah "huffadz gadget" di kalangan santri, yaitu para penghafal yang lebih banyak menghabiskan waktu dengan gadget daripada mushaf Al-Qur'an.

Memanfaatkan Teknologi untuk Menghafal Al-Qur'an

Namun, teknologi tidak selalu menjadi musuh. Jika digunakan dengan bijak, teknologi justru bisa menjadi sahabat yang memudahkan perjalanan menghafal Al-Qur'an. Beberapa manfaat teknologi bagi para penghafal Al-Qur'an antara lain:

Aplikasi Tahfidz Al-Qur'an

Berbagai aplikasi tahfidz kini tersedia dengan fitur-fitur yang memudahkan proses menghafal, seperti penanda kesalahan tajwid, sistem pengingat waktu muraja'ah, hingga komunitas virtual yang saling memotivasi.

"Saya menggunakan aplikasi tahfidz yang memiliki fitur setoran online. Jadi meskipun sedang bepergian, saya tetap bisa setoran hafalan kepada ustadz via aplikasi," ungkap Mba Ulfa, seorang mahasiswi di suatu Institut yang juga penghafal Al-Qur'an.

Media Sosial sebagai Sarana Dakwah dan Motivasi

Media sosial tidak selalu berdampak negatif. Banyak konten-konten positif yang bisa memotivasi para penghafal Al-Qur'an, seperti video-video inspiratif dari para huffadz, tips menghafal efektif, hingga komunitas virtual yang saling mendukung.

Podcast dan Audio Al-Qur'an

Di tengah mobilitas tinggi, podcast dan audio Al-Qur'an menjadi alternatif yang efektif. Para penghafal bisa mendengarkan murotal sambil melakukan aktivitas lain seperti berolahraga atau dalam perjalanan.

Mencari Keseimbangan: Strategi Menghafal di Era Digital

Tantangan utama bagi para penghafal Al-Qur'an di era digital bukanlah menghindari teknologi, melainkan mencari keseimbangan yang tepat. Berikut beberapa strategi yang bisa diterapkan:

1. Jadwalkan "Digital Detox"

Alokasikan waktu khusus tanpa gangguan gadget untuk fokus menghafal dan bermuraja'ah. Misalnya setelah shalat Subuh hingga terbit matahari atau setelah Maghrib hingga Isya.

2. Gunakan Fitur "Digital Wellbeing"

Manfaatkan fitur pembatasan penggunaan aplikasi yang kini tersedia di hampir semua smartphone. Tetapkan batas waktu untuk aplikasi-aplikasi yang berpotensi mengalihkan perhatian.

3. Transformasi Kebiasaan Digital

Ubah kebiasaan digital yang kurang bermanfaat menjadi lebih produktif. Misalnya, ganti kebiasaan scroll media sosial dengan membuka aplikasi Al-Qur'an atau mendengarkan podcast tahfidz.

4. Bergabung dengan Komunitas Tahfidz

Komunitas memiliki peran penting dalam menjaga semangat menghafal. Di era digital, banyak komunitas tahfidz yang bisa diikuti, baik secara online maupun offline.

"Saya bergabung dengan grup WhatsApp Jamiyyah Mudarosati Qur'an yang anggotanya dari berbagai daerah di way kana. Setiap hari kami Menvoting pendapatan muroja'ah harian dan saling memotivasi. Ini sangat membantu saya tetap istiqomah," cerita Mba Diyah, seorang Mahasiswi yang juga menghafal Al-Qur'an.

Refleksi: Cinta Al-Qur'an di Tengah Gempuran Digital

Di tengah kemudahan akses informasi dan hiburan, cinta kepada Al-Qur'an perlu terus dipupuk dan ditumbuhkan. Imam Syafi'i pernah berkata, "Jika engkau tidak sibuk dengan kebenaran, maka kebatilan akan menyibukkanmu."

Gadget dan teknologi pada hakikatnya hanyalah alat. Yang menentukan dampaknya adalah niat dan cara kita menggunakannya. Sebagaimana pisau bisa digunakan untuk memasak atau melukai, teknologi pun bisa menjadi sahabat atau musuh para penghafal Al-Qur'an.

Yang perlu diingat adalah, meski zaman berubah dan teknologi berkembang, hakikat menghafal Al-Qur'an tetaplah sama: membutuhkan kesabaran, ketekunan, dan cinta yang tulus kepada kalamullah.

Penutup

Menjadi penghafal Al-Qur'an di era digital memang penuh tantangan. Namun, dengan strategi yang tepat dan niat yang kuat, tantangan ini bisa dikelola dan bahkan diubah menjadi peluang.

Semoga generasi penghafal Al-Qur'an di era digital ini tetap istiqomah dalam menjaga kalam Allah, memanfaatkan teknologi dengan bijak, dan menjadi pionir dalam memadukan tradisi menghafal Al-Qur'an dengan kemajuan teknologi.

Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Hijr ayat 9: "Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya." Dan di antara bentuk pemeliharaan Allah terhadap Al-Qur'an adalah dengan menjadikan hamba-hamba-Nya sebagai penghafal, baik di era tradisional maupun di era digital seperti sekarang.

Penulis adalah pemerhati pendidikan Islam dan aktif dalam komunitas pengembangan tahfidz Al-Qur'an.

 Artikel ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mewakili institusi manapun.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Palembang Selengkapnya
Lihat Palembang Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun