Mohon tunggu...
taufiq urrahman
taufiq urrahman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Magister Manajemen Pendidikan Islam UIN Jakarta

Tidak ada cara lain memperbaiki nasib selain dengan pendidkan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mengabdi di Tanah Kelahiran

23 Juni 2022   13:55 Diperbarui: 26 Juni 2022   11:54 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ustad kampung, pekerjaan dan status sosial yang biasanya disematkan kepada orang-orang di kampung yang mengajarkan alif-alifan di Bale Rombeng. 

Pekerjaan menjadi guru ngaji merupakan pilihan yang jarang orang mau, sekalipun orang tersebut menguasai ilmu agama lebih mumpuni. Itulah pekerjaan yang disematkan oleh Pak Lamin, ia lebih seneng dipanggil Pak dari pada dipanggil Abah ataupun Ustad oleh masyarakat.

Semenjak lulus SMA disalah satu pondok pesantren yang ada di provinsi Banten, Pak Lamin mengabdikan dirinya untuk masyarakat, mengajarkan ilmu agama, membantu masyarakat, mengajarkan baca tulis kepada masyarakat buta huruf, tak jarang muridnya lebih berumur dari ia.

Ia mengajarkan Al-quran dan memadukan pelajaran umum di tengah masyarakat, bukan tanpa alasan Pak Lamin menekuni profesi itu hingga akhir hayatnya. Cita-citanya sedehrana agar masyarakat dikampung tempa ia tinggal terbuka pikirannya tentang pendidikan, karena dengan pendidikan maka kehidupan akan cerah.

Selain mengajar mengaji sebelom sunset datang biasanya Pak Lami mengunjungi ladang sawah yang ia garap, hidupnya sederhana pergi ke ladang kemudian mengajar ngaji, sesekali memberi pakan ikan nila yang ia budidaya. Walaupun sebenernya bisa saja ia mengajar disekolah-sekolah bonafit di kota provinsi bahkan diperguruan tinggi dengan ijaza dan keilmuan yang ia miliki. 

Tapi itu tak ia lakukan, tertanam dalam hatinya sedari di bangku sekolah bahawa ia harus mencerdaskan kehidupan masyarakat tempat ia dilahirkan. 

Tak peduli dengan kehidupan yang pas-pasan asalkan masyarakat kampungnya terbuka pikirannya. Pak Lamin lebih senang mengajarkan pendidikan diakar rumput, menurutnya kalau semua orang mengabdikan dirinya di kota lalu siapa yang mau mendidik masyarakat di pedesaan, ujarnya ketka salah satu muridnya bertanya saat pengajian.

Pak Lamin menjadi guru ngaji di kampung sejak tahun 1992, sudah lebih dari 20 tahun ia mengabdi untuk masyarakat. Murid-muridnya sudah tak terhitung jumlahnya, hampir seluruh masyarakat desa pernah menjadi muridnya.

Pagi 20 Agustus 2001, seluruh muridnya berkumpul ramai di halaman rumahnya, tak terhitung jumlahnya. Isak tangis kerabat, family, murid bergerumuh bak suara guntur. Pengabdianya banyak dibicarakan warga sepanjang jalan kecamatan, mengenag jasa-jasanya. Kini cita-citanya mencerdaskan masyatakat sudah tercapai bersama kepergiannya menghadap sang khaliq.

Oleh Taufiqurrahman.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun