"Strategi diplomasi yang cenderung dingin namun efektif yang dituntun oleh suara kesetaraan dan keadilan menjadi gaya diplomasi yang selalu dinantikan banyak pemimpin dunia yang muak dengan model diplomasi yang culas dan ingin menang sendiri, seperti yang diserukan Presiden Prabowo bahwa kita harus menghapus doktrin bahwa yang kuat bisa menentukan apapun sementara yang lemah hanya bisa diam dan tertindas, doktrin tersebut harus diganti dengan paham bahwa yang kuat tidak selalu benar dan yang benar tetaplah benar meskipun itu datang dari pihak yang lemah" Ungkap Muhammad Akbar Supratman
Diplomasi Indonesia abad ke-21 menegaskan pendekatan yang realistis, pluralis dengan komitmen moral sebagai fondasi utama untuk menghadapi tantangan geopolitik global, sekaligus menunjukkan bahwa negara seperti Indonesia yang konsisten pada prinsip keadilan dan kemanusiaan universal dapat menjadi penengah yang kredibel dalam konflik internasional yang kompleks. Pendekatan realistis dari strategi diplomasi Presiden Prabowo terlihat dalam tawaran solusi dua negara (Two State Solution) yang menekankan keseimbangan antara hak Palestina untuk merdeka dan hak Israel untuk hidup aman.
*ditulis oleh Taufiqurrahman (Aktivis Muhammadiyah)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI