Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Nilai Moral dan Ketahanan Sosial versi Surat Al Isra' Ayat 22 sd 29

24 Juli 2021   00:58 Diperbarui: 24 Juli 2021   01:43 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nilai Moral dan Ketahanan Sosial versi Surat Al Isra'  ayat 22 sd 29

Surat Al Isra" adalah surat yang mashur di Alquran.Disebut juga surat Bani Israil, karena mengisahkan sebagian peristiwa Bani Israil bersama Musa as.

Sedangkan Isra' dinisbahkan pada perjalanan mu'jizat Nabi Muhammad saw dari Makkah ke masjid Al Aqsha Palestina, lalu mi'raj ke langit tinggi.

Surat ini pada urutan 17 dalam susunan mushaf, memiliki 111 ayat. Adapun akhir ayat sebelum masuk ke surat Isra' adalah terkait jaminan Allah bagi yang takwa dan menunaikan kebajikan ( surat An Nahlu/lebah, 128): menurut studi tafsir, pola antarsurat ini menunjukkan bahwa, ada kaitan dengan isi dalam surat sesudahnya, yaitu surat Al Isra' yang akan kita sajikan poin pentingnya.

Jaminan Allah di atas tadi seakan diisyaratkan dalam bentuk indikasi indikasi moral yang sekaligus menjadi dasar ketahanan sosial pada judul yang kita maksud.

Apa sajakah poin poin pokoknya?

Pertama, tidak menjadikan Allah bersekutu dan berserikat dengan tuhan lainnya. Inilah landasan transenden suatu kaum bila mereka ingin berjaya secara moril dan materil: masyarakat dengan prinsip ketuhanan yang Maha Esa

Kedua, Kekhususan dalam menyembah Allah semata dan merealisasikan bakti pada ayah dan ibu, memuliakan mereka, tidak berkata kasar,serta mendoakan mereka sembari merendahkan diri di hadapan mereka.

Ketiga, Isyarat dari Allah bahwa Dia Mengetahui apa yang tersembunyi di hati kita, kesalihan kita akan diganjar dengan keampunan dan ridhaNya.

Keempat, memerhatikan hak keluarga dekat dan orang orang yang membutuhkan. Tidak bersikap boros, hedonis, atau bermewah mewahan.

Kelima, Bila ada konflik antarsesama dalam perkara bersama/sosial diselesaikan dengan dialog yang persuasif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun