Mohon tunggu...
Taufiq Randi Ismail
Taufiq Randi Ismail Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Mahasiswa Budiman Cinta Lingkungan Dan Suka Menabung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Muda Jiwaku, Bertani Passionku

13 Mei 2019   22:37 Diperbarui: 14 Mei 2019   16:06 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal ini yang membuat generasi muda memandang rendah petani.

Menurut teori Ilmu Sosial, memandang rendah suatu pekerjaan adalah hal salah karena tidak ada kelompok sosial atau pekerjaan tertentu yang menempati posisi sosial lebih tinggi atau lebih rendah , semua kelompok masyarakat setara dan menyandang status yang sama disebut dengan Diferensiasi Sosial. Seperti di Jepang, mereka menghormati semua pekerjaan apapun itu. Contoh derajat dokter sama dengan petani, tidak ada perlakuan spesial diantaranya.

Pemikiran inilah yang harus ditanamkan kepada generasi muda di Indonesia. Tidak perlu malu, asalkan pekerjaan tersebut halal.

Di era perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat, sektor pertanian mulai merambah ke ranah-ranah penuh inovasi seperti hidroponik dan aeroponik, alias pertanian modern bagi para petani  yang terkendala masalah lahan. Pertanian modern tersebut harus dikenalkan kepada anak muda, agar persepsi lama tentang pertanian terkonstruksi menjadi persepsi yang lebih positif.

Kampus sebagai Basis Regenerasi Petani Muda

Sebenarnya, perguruan tinggi bisa dijadikan sebagai basis regenerasi petani. Dengan berpegang teguh kepada Tri Dharma Perguruan Tinggi, terutama yang berhubungan dengan bidang pertanian, diharapkan dapat memberikan inovasi terbarukan dengan dikembangkannya riset-riset berkualitas untuk menghasilkan teknologi pertanian modern serta berkelanjutan yang dapat meningkatkan nilai tambah sektor agraris.

Pemerintah juga memiliki peran yang tidak kalah penting. Di sinilah pemerintah hadir untuk menyediakan sarana dan prasarana yang lengkap untuk merealisasikan hasil riset dari mahasiswa. Kebijakan-kebijakan pemerintah dalam mendukung sektor pertanian juga perlu digiatkan.


Sebenarnya, bukan masalah serius apabila jumlah petani semakin menyusut, asalkan petani-petani yang tersisa merupakan petani yang berkeinginan besar untuk memajukan bidang pertanian. Kemajuan itu juga akan dibantu oleh orang-orang non-petani yang memiliki passion dalam bidang agraris. Namun, pertanyaannya, berapa banyak orang yang ber-passion di bidang pertanian? Apakah ada generasi muda, yang akan "memegang kendali dunia" pada masanya, yang menjadi salah satunya?

Regenerasi menjadi kebutuhan untuk memfasilitasi produktivitas sumber daya manusia (SDM) pelaku usahatani. SDM usahatani yang tidak memiliki daya saing atau kompetensi dalam mengupayakan usahatani dan agribisnis pada hakekatnya adalah ancaman sejati terhadap kedaulatan pangan. Perlu upaya serius dalam menata dan membuat roadmap regenerasi SDM petani dan kemampuan memproduksi pangan terutama anak-anak muda.

Regenerasi pelaku usaha tani adalah keberlanjutan usaha tani untuk menyediakan pangan bagi bangsa ini. Bangsa yang tidak dapat menyediakan pangan, adalah bangsa yang lemah. Regenerasi menjadi kewajiban bersama untuk merespon kondisi kebutuhan pangan dalam negeri, dan merespon persaingan di lingkungan global.

Mewujudkan upaya regenerasi yang tepat,  menjadi keharusan semua pihak. Pihak-pihak dimaksud adalah pemerintah, kaum intelektual (mahasiswa), maupun petani. Ketiga komponen bangsa ini seharusnya melakukan upaya sistematis untuk memfasilitasi terintegrasinya rencana, implementasi, dan evaluasi dalam memberdayakan sumber daya manusia pertanian khususnya pola regenerasi yang dikembangkan.

Menjadi tugas kita semua sebagai masyarakat untuk turut mendukung pertanian agar lebih maju. Perlu adanya integrasi antara pemerintah, kaum intelektual, serta petani muda itu sendiri dalam hal mendekonstruksi serta merekonstruksi regenerasi petani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun