Mohon tunggu...
Taufiq Nur Azis Smart
Taufiq Nur Azis Smart Mohon Tunggu... Konsultan - Taufiq Nur Azis Smart

Menebarkan kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ngaji Gus Baha' | Mengikuti Sunnah Nabi, Apakah Harus Sama Persis yang Dilakukan oleh Nabi?

16 Maret 2021   12:32 Diperbarui: 16 Maret 2021   12:43 706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Akhir-akhir banyak sekali ustadz dari kalangan tertentu yang menyampaikan slogan "kembali ke Al Qur'an dan Sunnah".

Namun, dalam artikel ini akan sedikit mengulas tentang "Apakah mengikuti Sunnah Nabi harus sama persis dengan yang dilakukan oleh Nabi?

Misalnya sebagai contoh "sahabat Umar ra dalam membela Nabi seringkali berbeda sikap dengan Nabi. Nabi Muhammad adalah sosok yang halus lembut serta lebih memilih menghindari pertikaian. Berbeda dengan Sahabat Umar berkebalikannya. Sahabat Umar Ra berwatak kasar serta tak segan-segan bertindak kasar kalau memang dianggap perlu. Dalam membela Islam, Sahabat Umar ra tak segan-segan bertikai, sampai Nabi sendiri menghentikannya. Dan ini semua sepengetahuan Nabi serta Beliau mendiamkannya.

 Itulah salah satu contoh bagaimana sunnah Nabi bukanlah persoalan mengikuti bagaimana Nabi bertindak. Namun, apabila dikembalikan dalam kajian ilmu hadis, bahwa hadits adalah soal bagaimana perkataan, perilaku serta pengakuan Nabi muncul terkait dengan permasalahan yang hendak diikuti.

Sehingga ada beberapa permasalahan yang Nabi tidak memberikan contoh. Tapi, ada sahabat yang melakukannya dan Nabi mendiamkannya.

Penulis mengutip dari salah satu pengajian yang disampaikan oleh Gus Baha', beliau menyampaikan, "Dan pada waktu itu, nabi mendiamkannya yang berarti menunjukkan bahwa Nabi tidak mempermasalahkannya

Kemudian menurut Gus Baha', "jangan mudah mengatakan sunah Rasul, juga sebab banyak orang yang tidak fair. Orang yang mengatakan sunah Rasul dalam melakukan suatu hal harusnya pun menjalankan sunah Rasul yang lain, misalnya disakiti orang kafir selama 10 tahun. Atau, hidup sengsara dalam dakwah selama 13 tahun, dan lain sebagainya, sebagaimana itu dilakukan nabi. Tetapi kenyataannya Sunnah Rasul yang sering dijadikan sebagai slogan adalah Sunnah Rasul yang enak-enaknya saja. Padahal jika kita meneladani Rasulullah dengan mengikuti Sunnahnya harus juga fair dengan melakukan apa yang pernah dilakukan Rasulullah seperti yang dijelaskan oleh Gus Baha'.

Sebagaimana dikutip dalam pengajian Gus Baha, "Jangan hanya mengambil sunah-sunah yang enak-enak saja, seperti misalnya: terkait dengan poligami, dan hal-hal yang enak lainnya, padahal Sunnah Rasulullah juga menahan rasa lapar dan dahaga. Coba lakukan Sunnah Rasulullah ini dengan menahan lapar dengan batu, Atau Sunnah beruzlah ke Goa Hira dengan dikejar-kejar musuh. Dan tentunya masih banyak Sunnah Rasulullah yang tidak mungkin bisa kita lakukan sepenuhnya.

Artikel tidak menyudutkan satu golongan tertentu atau penulis bukan berarti ingkar terhadap Sunnah Rasulullah. Namun penulis ingin menggaris bawahi bahwa begitu beratnya menjalankan Sunnah Rasulullah.

mohon maaf apabila ada kekurangan dan kehilafan. Wallahu a'lam bishawaf

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun