Ditengah pandemi covid19 yang mengharuskan semua bidang khususnya bidang pendidikan. Untuk mengurangi penyebarannya disarankan (dihimbau) oleh pemerintah menerapkan social distancing (jaga jarak), sehingga semua bentuk aktivitas pendidikan menjadi beku seperti di kutub utara. Kemudian timbul permasalahan (keluhan) masyarakat, kenapa pendidikan kita jadi seperti ini? dan kapan berakhirnya wabah ini? Kami (masyarakat) sudah jenuh dengan kondisi yang tidak ada kepastian (uncertinly).Â
Terutama dalam hal ini adalah keluhan masyarakat yang harus menyiapkan anggaran dana pendidikan yang berlebih jika dibandingkan dengan adanya wabah ini. Misalnya Orangtua selain membayar biaya pendidikan (spp), perlengkapan tulis, bahkan perangkat smartphone plus kuota internet. Kondisi masyarakat hari ini seperti "sudah ketiban tangga, ditambah lagi tertimpa puing reruntuhan". Begitu lengkap sudah penderitaan yang dialami masyarakat Indonesia.Â
Apakah ini musibah ???
Dikala usiaku (Indonesia Merdeka) beranjak lebih dewasa, Tetapi (aku) Indonesia ......, Belum mampu mewujudkan kesejahteraan serta keadilan untuk bangsa-bangsaku. Ternyata aku (Indonesia) sudah 75 tahun. Hmm sudahkah manisnya keadilan  sampai pada tangan-tangan mereka .... Aku (Indonesia) malu disaat usiaku 75tahun....Â
Kami (rakyat) dimana tangan keadilan yang engkau janjikan?
Kami (rakyat) dimana tanganmu engkau letakkan?
Apakah benar engkau meletakkan tangan kanan berada tepat ditangan kirimu....
Kemudian ......