Mohon tunggu...
Taufiq Agung Nugroho
Taufiq Agung Nugroho Mohon Tunggu... Asisten Peneliti

Seorang bapak-bapak berkumis pada umumnya yang kebetulan berprofesi sebagai Asisten Peneliti lepas di beberapa lembaga penelitian. Selain itu saya juga mengelola dan aktif menulis di blog mbahcarik.id

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Cokelat Mau Kiamat, Kenapa Petani Kakao Kita Cuma Senyum-senyum Saja?

22 September 2025   10:13 Diperbarui: 22 September 2025   15:54 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersama petani kakao di Pesawaran, Lampung (Dok. Pribadi)

Mengacu pada penelitian di Universitas Hasanuddin, GAP ini memastikan pohon kakao kita tumbuh sehat, minim penyakit, dan menghasilkan buah yang optimal. Ini investasi waktu dan tenaga yang akan terbayar lunas.

Ketiga, jangan pelit pada pohon, karena pohon tidak akan pelit pada kita. Sederhana saja rumusnya, "kalau kita kasih makan pohon, pohon akan kasih makan kita."

Ini bukan anekdot kosong. Pemupukan yang sesuai rekomendasi dan penyemprotan hama yang tepat waktu adalah investasi mutlak.

Pupuk itu makanannya, sedangkan semprotan itu dokternya. Tanpa nutrisi yang cukup dan perlindungan dari penyakit, bagaimana bisa kita berharap panen melimpah?

Jadi, jangan perhitungan soal pupuk dan obat, hasilnya pasti sebanding.

Jadi, Kiamat atau Pesta?

Melihat semua ini, krisis kakao sebenarnya adalah dua sisi mata uang yang sama.

Di satu sisi, ini adalah kiamat bagi para pencinta cokelat di seluruh dunia. Di sisi lain, ini adalah kesempatan yang tidak boleh disia-siakan oleh para petani di Indonesia.

Masa depan cokelat, dan mungkin masa depan ekonomi kita, tidak lagi bergantung pada keputusan para pejabat di ruang rapat. Melainkan ada di tangan para petani, yang sehari-hari berlumur tanah dan memandang kebun kakao.

Kita bisa jadi pahlawan di tengah kiamat, atau kita bisa jadi penonton yang meratapi nasib. Pilihan ada di tangan kita.

Kunjungan kebun kakao di Tarengge, Luwu Timur (Dok. Pribadi)
Kunjungan kebun kakao di Tarengge, Luwu Timur (Dok. Pribadi)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun