Mohon tunggu...
Taufiq Agung Nugroho
Taufiq Agung Nugroho Mohon Tunggu... Asisten Peneliti

Seorang bapak-bapak berkumis pada umumnya yang kebetulan berprofesi sebagai Asisten Peneliti lepas di beberapa lembaga penelitian. Selain itu saya juga mengelola dan aktif menulis di blog mbahcarik.id

Selanjutnya

Tutup

Financial

Ketika Kemudahan Transaksi Digital Menggunakan QRIS Berujung Jadi Bumerang

13 Juli 2025   07:35 Diperbarui: 11 Juli 2025   11:36 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi penipuan QRIS (Sumber: Unsplash)

"Waspada, di balik kemudahan QRIS, mengintai modus penipuan baru yang makin licin dan bisa bikin rekening kita ludes seketika!"

Siapa sangka, di tengah gegap gempita era digital yang serba cepat ini, ada satu fitur yang awalnya kita sambut gembira, kini malah jadi celah empuk bagi si tangan jahil? Ya, betul sekali, QRIS! Quick Response Code Indonesian Standard, yang tadinya jadi penyelamat dompet tebal dan uang kembalian receh, kini harus diwaspadai karena modus penipuan yang makin licin dan bikin rekening auto ludes. Ini bukan lagi soal dompet tipis karena semua pindah ke HP, tapi dompet tipis karena uangnya dicuri entah ke mana.

Dulu, kita mungkin membayangkan transaksi digital itu bebas ribet, bebas cemas. Tinggal scan, bayar, beres. Tapi, ternyata kemudahan itu datang dengan harga yang tak murah, yaitu kewaspadaan ekstra. Bagaimana tidak? Modus baru penipu sekarang bisa menguras habis uang kita cuma lewat kode QR palsu. Bayangkan, niatnya belanja atau bayar sesuatu, eh tahu-tahu uangnya nyasar ke rekening maling.

Menguak Modus Penipuan QRIS, Mulai Dari Kode Palsu Sampai Phishing Licik

Para penipu ini, jangan salah, otaknya encer dan strateginya makin rapi. Mereka tidak cuma asal tempel kode, tapi ada banyak variasi yang bisa bikin kita terkecoh.

Modus 1: QR Fisik Palsu yang Menyesatkan

Ini mungkin yang paling sering kita dengar dan lihat. Para maling ini tak segan menempelkan stiker QRIS palsu di atas kode QRIS asli milik pedagang. Kita sebagai pembeli, apalagi kalau lagi buru-buru atau antre panjang, pasti cuma scan seadanya. Nah, begitu dipindai, dana transaksi malah masuk ke rekening pribadi penipu, bukan ke rekening toko. Mengacu pada Jaringan PRIMA, modus ini bahkan berani mengganti QR code di kotak amal atau tempat donasi, mencuri niat baik masyarakat.

Modus 2: Jebakan Phishing Berkedok QRIS (Quishing)

Ini lebih canggih lagi. Dikutip dari GoPay, "quishing" alias QR phishing, adalah modus di mana penipu menanamkan tautan ke situs web palsu di dalam kode QRIS. Saat kode itu dipindai, kita akan diarahkan ke halaman web tiruan yang persis seperti situs pembayaran resmi. Di sana, kita diminta memasukkan data pribadi atau informasi finansial, seperti nomor kartu atau PIN. Begitu kita isi, data itu langsung dicuri, dan rekening bisa dikuras habis.

Modus 3: Bukti Transfer Fiktif dari Tangkapan Layar Kedaluwarsa

Ini sering menimpa pedagang yang ramai dan sibuk. Penipu, dengan liciknya, menggunakan tangkapan layar pembayaran QRIS yang sudah lama atau bahkan palsu yang diedit, lalu menunjukkannya sebagai bukti pembayaran. Karena pedagang kadang terlalu sibuk untuk memeriksa notifikasi pembayaran satu per satu, mereka bisa saja percaya dan memberikan barang tanpa sadar bahwa dananya belum masuk. Dilansir dari Tempo, ini adalah salah satu taktik favorit para penipu saat penjual sedang lengah.

Modus 4: Donasi dan Sumbangan Fiktif

Mirip dengan penggantian QR fisik, modus ini menyasar empati kita. Kode QRIS palsu ditempelkan pada kotak amal, banner donasi bencana, atau bahkan di tempat ibadah. Alih-alih dana kita sampai ke tujuan amal yang mulia, malah masuk ke kantong pribadi penipu.

Baca juga: Dompet Tipis Bukan Karena Bokek, Tapi Karena Semuanya Pindah ke HP

Mengapa Kita Sering Kecolongan, Karena Terburu-buru atau Abai Detail?

Pertanyaan selanjutnya, mengapa modus-modus ini begitu sering berhasil? Jawabannya sebenarnya sederhana, tapi seringkali luput dari perhatian. Pertama, kecepatan transaksi. Kita terbiasa dengan pembayaran yang instan, membuat kita seringkali abai detail. Kedua, faktor kebiasaan. Setelah berkali-kali transaksi QRIS aman, kita jadi kurang waspada saat memindai. Ketiga, tekanan situasi. Bayangkan pedagang di pasar yang sibuk, atau kita yang sedang terburu-buru di minimarket. Situasi ini jadi lahan empuk bagi penipu untuk melancarkan aksinya. Mereka tahu kita cenderung tidak akan memeriksa dua kali.

Jurus Ampuh Melawan Penipuan QRIS, Sebagai Benteng Pertahanan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun