Mohon tunggu...
Taufiq Agung Nugroho
Taufiq Agung Nugroho Mohon Tunggu... Asisten Peneliti

Seorang bapak-bapak berkumis pada umumnya yang kebetulan berprofesi sebagai Asisten Peneliti lepas di beberapa lembaga penelitian. Selain itu saya juga mengelola dan aktif menulis di blog mbahcarik.id

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Dompet Tipis Bukan Karena Bokek, Tapi Karena Semuanya Pindah ke HP

30 April 2025   08:15 Diperbarui: 1 Mei 2025   18:34 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi perpindahan uang ke dompet digital (Sumber: upklyak)

"Dompet boleh berganti bentuk. Tapi bijak mengatur uang? Itu tetap harus jadi prinsip yang tak boleh di-DIGITAL-kan."

Beberapa tahun lalu, dompet kita bisa penuh sesak: ada uang tunai, kartu debit, kartu kredit, KTP, bahkan kartu member potong rambut langganan.

Sekarang, banyak orang menemukan dompet mereka menipis. Bukan karena penghasilan yang berkurang—walaupun itu bisa saja terjadi—melainkan karena sebagian besar kebutuhan finansial telah berpindah ke satu benda: SMARTPHONE. Dan di sanalah bank digital bersemayam.

Bank digital bukan lagi sekadar aplikasi mobile banking generasi lama. Ini adalah versi terbaru yang lebih intuitif, lebih hemat, dan—uniknya—lebih membuat ketagihan. Namun, kemudahan ini membawa pertanyaan penting: apakah semua yang praktis selalu membawa manfaat?

Ketika Transaksi Bisa Dilakukan Sambil Rebahan

Beberapa tahun lalu, membuka rekening bank bisa menjadi drama tersendiri. Harus antre panjang, membawa fotokopi dokumen, mengisi formulir manual, dan menunggu hari kerja. Sekarang, cukup unduh aplikasi, isi data, selfie sebentar, dan rekening baru langsung aktif.

Mengacu pada data OJK, pertumbuhan bank digital di Indonesia dalam tiga tahun terakhir meningkat pesat. Nama-nama seperti Jago, SeaBank, Blu by BCA Digital, dan Bank Neo Commerce mulai akrab di telinga generasi muda. Hal ini karena mereka menawarkan kenyamanan dan efisiensi yang kadang tidak ditemukan dalam layanan bank konvensional.

Tidak hanya membuka rekening, bank digital juga memberikan kemudahan transfer antarbank gratis, pembayaran tagihan yang tinggal klik, hingga bunga tabungan yang lebih kompetitif. Wajar jika banyak orang mulai tergoda.

Keuntungan yang Terlalu Menggiurkan untuk Dilewatkan

Bagi banyak orang, bank digital adalah jawaban dari keresahan yang selama ini mengendap: biaya administrasi yang menggerus saldo diam-diam, antrian CS yang tidak kunjung berkurang, hingga sistem layanan yang sering membingungkan.

Dikutip dari Katadata, tren urbanisasi dan gaya hidup cepat masyarakat kota membuat bank digital semakin relevan. Generasi milenial dan Gen Z menjadi segmen utama karena mereka tumbuh bersama perubahan teknologi.

Dalam pengamatan saya, bank digital ini seperti fast food-nya dunia finansial—cepat, praktis, dan langsung kenyang. Namun, pertanyaan yang muncul kemudian: apakah "kenyang" itu sehat dalam jangka panjang?

Ketika Semua Uang Ada di Aplikasi, Sekali Lupa Password, Kelar Hidup Lo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun