Mohon tunggu...
Taufiq Agung Nugroho
Taufiq Agung Nugroho Mohon Tunggu... Asisten Peneliti

Seorang bapak-bapak berkumis pada umumnya yang kebetulan berprofesi sebagai Asisten Peneliti lepas di beberapa lembaga penelitian. Selain itu saya juga mengelola dan aktif menulis di blog mbahcarik.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Drama Pencarian Hewan Kurban

25 Mei 2025   10:51 Diperbarui: 25 Mei 2025   10:51 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi memilih hewan kurban (Sumber: Leonardo)

"Mau kurban tapi takut drama harga, logistik, dan zonk? Simak panduan sat-set beli hewan kurban tanpa puyeng!"

Duh, sebentar lagi Idul Adha nih! Biasanya, momen ini selalu dibarengi dengan satu "ritual" yang bikin sebagian dari kita auto-puyeng. Apa lagi kalau bukan urusan beli hewan kurban. Jujur deh, pernah nggak ngerasa beli hewan kurban itu susah-susah gampang? Kadang berasa kayak lagi main tebak-tebakan berhadiah, hadiahnya sapi atau kambing. Atau jangan-jangan, berasa lagi ikutan survival mode di pasar hewan? Hehehe.

Kalau dipikir-pikir, memang ada benang merahnya. Kenapa perasaan ini sering muncul. Antara seneng karena mau ibadah, tapi deg-degan juga mikirin urusan ini itu. Apalagi buat yang baru pertama kali mau kurban, atau yang selama ini cuma terima beres aja. Yuk, kita bedah bareng, kenapa sih beli hewan kurban ini kok ya ada susahnya, tapi juga ada gampangnya!

Kenapa Kok Ya Susah Aja Beli Hewan Kurban?

Betul kan, ada kalanya kita ngerasa kok ya ribet banget urusan kurban ini. Bukan masalah niatnya ya, niat mah udah bulet banget! Tapi, di lapangan kadang ketemu kendala yang bikin kepala cenat-cenut.

Duh, Gimana Sih Cara Pilih Hewan Sehat, Jangan Sampai Zonk!

Ini nih PR terbesar. Kalau beli baju atau sepatu, kan gampang ya kita nilai bagus atau nggaknya. Lah ini, makhluk hidup. Bayangin aja, hewan kurban itu kan harus sehat, nggak cacat, dan umurnya juga pas. Nah, kalau kita yang cuma modal niat doang tanpa pengetahuan cukup, bisa-bisa kena zonk!

Mengacu pada informasi dari website Universitas Gadjah Mada (UGM), tips memilih hewan kurban yang sehat itu bukan cuma lihat dari luarnya aja. Dosen UGM menjelaskan kita perlu perhatikan mata yang cerah, bulu yang bersih dan nggak rontok, hidung yang nggak keluar lendir, gerakannya lincah, dan nafsu makannya baik. Intinya, kalau dia lesu atau ada bagian tubuhnya yang aneh, mending di-skip aja deh. Belum lagi urusan cacat kayak pincang, buta, atau telinga robek. Kalau nggak jeli, bisa-bisa nggak sah kurbannya karena ada cacat.

Pusing nggak tuh? Makanya, banyak yang cuma bisa ngandelin muka penjual, berharap dia jujur. Tapi ya, nggak semua penjual malaikat kan?

Drama Harga dan Ketersediaan, Bikin Dompet Auto Nangis!

Ini juga jadi momok tiap tahun. Jelang Idul Adha, harga hewan kurban itu ibarat harga saham, naik turunnya bikin sport jantung. Kadang pagi masih segini, sore udah beda. Apalagi kalau udah mepet hari H, waduh, bisa-bisa harganya melambung tinggi banget. Dilansir dari Insan Bumi Mandiri, harga hewan kurban memang cenderung naik menjelang Idul Adha karena permintaan yang melonjak tinggi sementara stok terbatas. Makanya, kalau bisa beli lebih awal di bulan Ramadhan, katanya bisa lebih untung. Ini menunjukkan bahwa ketersediaan dan dinamika pasar memang jadi faktor 'susah' yang nggak bisa dihindari.

Belum lagi kalau kita telat, pilihan hewannya jadi terbatas banget. Ibaratnya, yang bagus-bagus udah duluan diambil. Tinggal sisa-sisa yang kurang afdol di mata kita. Kan sayang ya, udah niat kurban, tapi malah dapat yang kurang sreg di hati.

Ribetnya Urusan Logistik, Bikin Mager Sendiri!

Oke, udah ketemu hewannya, udah cocok harganya. Terus gimana? Angkutnya pakai apa? Mau dibawa ke mana? Kalau tinggal di kota besar yang nggak punya lahan luas, mau ditaruh di mana itu sapi atau kambing? Ini jadi tantangan tersendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun