Aku pernah mendengar beberapa orang mengatakan, "Ketika kesempatan itu datang, kita memang harus siap menjemputnya. Sebab jikalau tidak, orang lainlah yang akan menjemputnya."
El, teman sekampungku, asal Kudus, Jawa Tengah. Ia begitu menyukai musik dan pernah berpuluh-puluh kali ikut lomba dan pernah terpilih menjadi drummer terbaik di beberapa kali lomba. Musik dan seni adalah dunianya yang sebenar-benarnya.
Pada suatu ketika, datanglah grup band terkenal Boomerang menawarinya menjadi drummer grub band tersebut. Tetapi, karena satu dan dua alasan, El menolak. Dan, ya, setelah itu tak ada satupun kesempatan yang serupa datang kepadanya. Orang lain telah menjemput kesempatan yang pernah sekali datang kepadanya.
"One secret of success in life is for a man to be ready for his opportunity when it comes."
Benjamin Disraeli (21 Desember 1804 - 19 April 1881) pernah mengatakan seperti itu.
Benjamin boleh jadi sangat benar. Jadi, apakah kelak kita akan sukses atau tidak, itu semata-mata bisa saja karena apakah ada kesempatan yang mendatangi kita atau tidak. Semua yang kita kerjakan hanyalah persiapan-persiapan untuk menemukan kesempatan.
Memiliki pendidikan yang baik, mencari pekerjaan hingga ke tempat sangat jauh, maupun dari pengalaman yang bertahun-tahun, bukankah ini semua adalah upaya untuk menjemput kesempatan?
Sekarang, aku mempunyai pertanyaan menarik. Apakah iya aku juga telah salah memiliki pemahaman bahwa aku menciptakan kesempatan untuk diriku sendiri? Apakah, kesempatan-kesempatan yang pernah kujemput atau datang begitu saja kepadaku itu tidak diciptakan oleh orang lain?