Mohon tunggu...
Taufiq Rahman
Taufiq Rahman Mohon Tunggu... Administrasi - profesional

Menyukai sunyi dan estetika masa lalu | Pecinta Kopi | mantan engineer dan titik titik...

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Seandainya Kesempatan Itu Tidak Pernah Datang

9 November 2020   16:56 Diperbarui: 9 November 2020   18:46 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto ilustrasi: pexels / Joseph Ruwa

"Talent is universal but opportunity is not."

Kalimat luar biasa itu mampir di timeline-ku beberapa minggu yang lalu. Aku pun buru-buru memberikannya like, tetapi tak sempat memikirkannya. Karena beberapa kesibukan kecil..

Namun, pada suatu malam, sebelum aku melangkahi dini hari untuk pergi tidur, aku tiba-tiba tercenung memikirkan kalimat itu. Tiba-tiba ingatanku seperti dibawa pergi lari ke suatu waktu ketika aku masih kecil, ketika aku pergi meninggalkan kotaku, dan ketika aku sedang menatap karir suramku. Pada saat aku mulai mengukir mimpi-mimpi yang muskil ...

Seumpama aku bertemu dengan sepuluh kisah serupa kisah milik Aditya yang meracuni pikiranku dan membuat semangatku meletup-letup. Seumpama karir suramku tidak melambungkan angan dan cita-citaku.

Apakah iya yang kuperoleh hari ini itu hanya karena semangatku yang meletup-letup itu, hanya karena aku terus memeluk mimpiku, memeluk harapan, dan bersungguh-sungguh dalam bekerja? Bagaimana jikalau kesempatan itu tidak pernah datang, apakah iya aku akan seperti aku saat ini?

Tidak mungkin, kan?

Opportunity. Itulah yang ternyata telah merubah hidupku...

Jadi, jika begitu, ternyata, aku selama ini telah memiliki kesalahpahaman bahwa sukses itu semata-mata hanya karena dedikasi, keseriusan, fokus, usaha keras, bakat, serta dorongan untuk berhasil saja. Ternyata tidak hanya itu saja. Meskipun itu adalah benar adanya, ternyata penting juga untuk mengetahui seberapa besar semua itu menjadi kita berhasil jikalau ternyata kesempatan itu tidak pernah datang kepada kita.

Barangkali ada banyak dari orang-orang selain kita yang mungkin lebih baik dari kita; lebih rajin, lebih serius, lebih pintar, lebih tekun, lebih berbakat, dan lebih memiliki dorongan untuk sukses, tetapi nyatanya mereka hanya 'biasa-biasa saja' - jauh di bawah kita karena sebenarnya tak pernah sekalipun kesempatan datang kepadanya. Benar seperti itu, kan? Atau, bisa saja, kesempatan itu pernah datang kepada mereka suatu kali, tetapi mereka sama sekali tidak pernah mau mengambilnya..

Eryn, anak salah satu temanku, adalah anak yang sangat pintar. Ia, kurasa, jauh lebih pintar dari anakku. Tetapi, karena ia tak pernah memiliki kesempatan, ia tak bisa seperti anakku yang bisa belajar di sekolah sangat elit yang murid-muridnya kerap dikirim guru-guru mereka ke berbagai lomba atau olimpiade di luar negeri.   

Frans, temanku yang lain, boleh saja merasa pintar karena sebagaimana kisah yang pernah dibagikannya kepadaku, ia pernah berturut-turut menjadi juara kelas semasa ia sekolah di SMA dan lalu lulus kuliah dengan predikat sangat membanggakan. Tetapi, apa yang bisa diperolehnya, jikalau tidak ada satupun kesempatan yang mendatanginya? Ia harus rela menjadi staf biasa dan tidak membanggakan untuk diceritakan.

Aku pernah mendengar beberapa orang mengatakan, "Ketika kesempatan itu datang, kita memang harus siap menjemputnya. Sebab jikalau tidak, orang lainlah yang akan menjemputnya."

El, teman sekampungku, asal Kudus, Jawa Tengah. Ia begitu menyukai musik dan pernah berpuluh-puluh kali ikut lomba dan pernah terpilih menjadi drummer terbaik di beberapa kali lomba. Musik dan seni adalah dunianya yang sebenar-benarnya.

Pada suatu ketika, datanglah grup band terkenal Boomerang menawarinya menjadi drummer grub band tersebut. Tetapi, karena satu dan dua alasan, El menolak. Dan, ya, setelah itu tak ada satupun kesempatan yang serupa datang kepadanya. Orang lain telah menjemput kesempatan yang pernah sekali datang kepadanya.

"One secret of success in life is for a man to be ready for his opportunity when it comes."

Benjamin Disraeli (21 Desember 1804 - 19 April 1881) pernah mengatakan seperti itu.

Benjamin boleh jadi sangat benar. Jadi, apakah kelak kita akan sukses atau tidak, itu semata-mata bisa saja karena apakah ada kesempatan yang mendatangi kita atau tidak. Semua yang kita kerjakan hanyalah persiapan-persiapan untuk menemukan kesempatan.

Memiliki pendidikan yang baik, mencari pekerjaan hingga ke tempat sangat jauh, maupun dari pengalaman yang bertahun-tahun, bukankah ini semua adalah upaya untuk menjemput kesempatan?

Sekarang, aku mempunyai pertanyaan menarik. Apakah iya aku juga telah salah memiliki pemahaman bahwa aku menciptakan kesempatan untuk diriku sendiri? Apakah, kesempatan-kesempatan yang pernah kujemput atau datang begitu saja kepadaku itu tidak diciptakan oleh orang lain?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun