Mohon tunggu...
Taufiq Rahman
Taufiq Rahman Mohon Tunggu... Administrasi - profesional

Menyukai sunyi dan estetika masa lalu | Pecinta Kopi | mantan engineer dan titik titik...

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

George Floyd, Rasisme, dan Gus Dur

3 Juni 2020   12:48 Diperbarui: 4 Juni 2020   08:47 1926
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Abdurrahman Wahid. Foto: Istimewa/Int

Kemarahan karena pembunuhan atas orang Afrika-Amerika oleh perwira polisi baru-baru ini kembali muncul setelah kematian George Floyd pada 25 Mei silam. 

Rekaman video yang saya lihat yang mempertunjukkan kematian Floyd karena ulah perwira polisi yang menekan lututnya ke leher pria besar itu dengan cepat menjadi viral.

Demontrasi memprotes kematian Floyd itu lantas terjadi begitu saja, meluas dan dilihat dunia.  

Di Minneapolis beberapa demontrasi berubah menjadi kekerasan: bangunan termasuk kantor polisi dibakar dan toko-toko dijarah. Donald Trump pun berang dan menuliskan reaksinya di tweet: "Ketika penjarahan dimulai, penembakan dimulai."

Amerika akhirnya menjadi berita dan pembicaraan dunia.

Berdasarkan catatan sejarah, kekerasan seperti yang dialami Floyd, sebenarnya, bukan kejadian pertama kalinya tetapi sudah terjadi berabad-abad lamanya di tanah Amerika. 

Sejak dulu, hak-hak orang kulit hitam sangat dibatasi oleh orang kulit putih yang, menurut mereka, kedudukan kulit putih semestinya lebih tinggi dari kulit hitam.

Sejak berabad-abad lamanya, isu rasialisme di AS terus menjadi bara yang menyala di tengah kesenjangan dan praktik-praktik diskriminatif yang dialami sebagian warga kulit hitam.

Isu rasisme memang sudah lama menjadi isu yang memprihatinkan tidak saja di AS, tetapi juga di dunia. Meskipun 'Say No to Racism' banyak dikampanyekan, tetapi, nyatanya praktik rasisme masih banyak terjadi. Dan, termasuk juga di Indonesia.

Di Indonesia, diskriminasi terhadap kelompok minoritas, Anda sudah tahu, masih kerap terjadi. Kasus rasisme kerap terjadi, misalnya, terhadap kelompok minoritas agama dan ras. Kasus ini sudah bukan menjadi isu baru.

Ketakutan masyarakat terhadap ras dan agama tertentu itu sebenarnya tidak lain karena ketakutan "peristiwa" lama yang terjadi pada masa lalu. Ketakutan tersebut terus dibawa pada ranah politik. Kasus yang dialami Ahok menjadi salah satu contoh diskriminasi ras dan agama yang paling membekas di ingatan saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun