Upacara pembukaan Asian Games ke 18 tahun 2018 baru saja berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) beberapa jam yang lalu.
Meski saya hanya bisa menyaksikan opening ceremony melalui layar kaca, namun itu tak mengurangi sedikitpun rasa kagum saya.Bukan main meriahnya acara pembukaan itu.
Erick Thohir, Presiden INASGOC, dalam kata sambutannya, mengatakan "welcome to the land of diversity".
"Selamat datang di Indonesia, the energy of Asia. Indonesia percaya bahwa Asia adalah benua menakjubkan."
"Kita songsong masa depan Asia yang beradab. Dengan semangat 'energy of Asia', kita ciptakan Asia yang damai," ucap Erick Thohir.
Bagi Erick, Asian Games bukan sekadar olah raga. Pesta olah raga se-Asia ini, baginya, adalah ajang multievent yang  bisa menyatukan perbedaan melalui olahraga. Merayakan Asian Games berarti merayakan keragaman Asia. Di sebuah tempat bernama 'Land of Diversity'.
Saya menyimak dengan seksama semua kalimat yang disampaikan Erick Thohir. Jujur, saya sangat menyenangi semua kalimat-kalimat itu, meski (mungkin) nanti ada yang menyebut saya agak berlebihan. Biarlah.
Bagi saya, menyebut Land of Diversity, Â artinya kita juga sedang menyebut keragaman yang ada di dalam Indonesia. Indonesia yang utuh seutuh-utuhnya.
Indonesia adalah negara dengan lanskap geografis yang tiada duanya di dunia. Dengan 17 ribu lebih pulau, lebih dari 300 kelompok etnik, 6 agama dan kepercayaan, dan 1.340 suku bangsa. Maka, siapa yang tidak sepakat dengan pendapat saya, bahwa akan mustahil bisa melihat orang yang di ujung barat akan berpakaian dengan cara yang sama dengan orang yang di ujung timur. Â
Indonesia adalah "Land of Diversity" yang sebenar-benarnya.
Isi pidato yang disampaikan Erick Thohir, saya kira, seperti ingin menegaskan kembali bahwa Indonesia adalah tempat dengan keanekaragaman yang tiada duanya di dunia.
