Mohon tunggu...
Taufiq Rahman
Taufiq Rahman Mohon Tunggu... Administrasi - profesional

Menyukai sunyi dan estetika masa lalu | Pecinta Kopi | mantan engineer dan titik titik...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tol Jakarta - Surabaya dan Panggung sang Aktor

22 Juni 2018   17:06 Diperbarui: 22 Juni 2018   17:20 835
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mudik baru saja usai. Banyak yang sudah menuliskan kisah perjalanan mudik mereka. Tapi, tak ada salahnya, saya juga ingin menuliskan kisah mudik saya, termasuk pengalaman menjajal tol trans Jawa yang baru.

Bagi saya, melakukan perjalanan mudik 2018 dengan mobil pribadi menjadi pengalaman sangat berkesan. Meski saya lelah, tetapi perjalanan saya tetap terasa menyenangkan. Pengalaman perjalanan mudik jika di tempuh dengan pesawat mungkin akan tak terasa.

Minggu siang (10/6/2018) pukul 11.00 WIB, dari entry tol Kuningan Jakarta, kami berempat memulai perjalanan mudik ke Surabaya. Awalnya, saya memerkirakan bakal terjadi kemacetan saat masuk Cikampek, seperti biasanya. Namun kendaraan yang kami tumpangi itu ternyata hanya melambat sebentar saat di KM 18 sampai 28 saja. Selebihnya, kami dapat memacu kendaraan dengan kecepatan lebih dari 60 km/jam.

Kami akhirnya tiba di Semarang pukul 21.00 WIB di hari yang sama (artinya, lama perjalanan kami termasuk istirahat tak sampai 10 jam). Ini adalah perjalanan mudik yang luar biasa bagi saya! Betapa tidak, dari sejarah mudik darat pertama yang saya lakukan sejak tahun 2013 sampai sekarang, mudik tahun 2018 inilah merupakan mudik paling cepat dan terlancar. Lepas dari tol trans Jawa, saya memilih melanjutkan perjalanan melalui jalur Pantura sampai Surabaya.

Seminggu kemudian, Minggu siang (17/6/2018), saya memutuskan kembali mencicipi tol trans Jawa Semarang -- Surabaya via Bawen. Konon, seperti yang saya baca dari banyak media, keindahan ruas tol ini pernah menjadi buah bibir di kalangan netizen.

Dan ... ternyata memang benar adanya. Memasuki tol Bawen -- Salatiga, saya langsung disuguhi pemandangan sangat indah. Melewati ruas tol ini, saya seperti dihipnotis oleh pemandangan luar biasa di kanan dan kiri. Jalan tol yang menghubungkan Bawen dengan Salatiga yang memiliki panjang sekitar 75,2 kilometer itu seperti membelah ribuan hektar sawah dengan lanskap bukit yang menghijau.

Saya yakin, seandainya ada rest area di sini, pasti tempat ini akan penuh oleh mobil dan cocok untuk melatih bakat photografi Anda.

Pemandangan dari jembatan tol di atas sungai Tuntang benar-benar mengundang decak kagum. Dari balik kaca mobil, pemandangan sungai Tuntang, hamparan kebun karet dan kopi, lekuk perbukitan dengan warna hijaunya yang adem dan danau Rawapening yang menghampar tersaji. Benar-benar memanjakan mata siapa saja yang lewat.

Tetapi sayang, lepas dari tol Salatiga, kami ternyata harus menghadapi kemacetan sangat panjang. Kami terpaksa harus mengambil lajur kiri untuk keluar, bersesak-sesakkan dengan ribuan kendaraan di jalan Raya Salatiga -- Solo. Kami baru bisa masuk kembali ke jalan tol sebelum memasuki kota Surakarta lalu keluar lagi di Wilangan. Dan masuk kembali ke jalan tol ruas Mojokerto -- Kertosono sampai Surabaya.

Merampungkan perjalanan darat Jakarta -- Surabaya via tol trans Jawa benar-benar membuat saya kagum, sama seperti kesan dan cerita pemudik lain yang diabadikan di timeline facebook mereka. "Thank You Mr Jokowi," kata mereka.

"Terima kasih banyak, Pak Jokowi, Alhamdulillah lancar mudik ini," tulis yang lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun