Mohon tunggu...
Taufiq Rahman
Taufiq Rahman Mohon Tunggu... Administrasi - profesional

Menyukai sunyi dan estetika masa lalu | Pecinta Kopi | mantan engineer dan titik titik...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Siapa Paling Memikat Jokowi, Profesional, Islam, Nasionalis atau Militer?

27 Februari 2018   10:51 Diperbarui: 27 Februari 2018   10:53 823
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber gambar: kompas.com)

Resmi! PDIP akhirnya kembali mengusung Joko Widodo sebagai Calon Presiden di Pilpres  2019. Kepastian ini dideklarasikan langsung oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di Rakernas III 2018 di Inna Grand Bali Beach, Sanur, Denpasar.

"Dalam Rakernas III hari ini @PDI_Perjuangan memutuskan pencalonan @jokowi menjadi calon Presiden utk tahun 2019-2024, Bismillah Menang dan mendapatkan dukungan seluruh rakyat Indonesia #Bant3ngPilihJokowi #T3tapJokowi," tulis Pramono di Twitter-nya, @pranomoanung.

Sebelum PDIP, sejumlah parpol juga sudah menyatakan mendukung Jokowi untuk maju sebagai capres di Pilpres 2019. 

Setelah deklarasi Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk mengusung Joko Widodo sebagai Calon Presiden, posisi cawapres Jokowi menjadi ramai diperbincangkan. Malah, saya amati, berita posisi cawapres Jokowi lebih ramai ketimbang berita capres dan cawapres penantang. Banyak partai menyodorkan tokoh dan kadernya untuk bisa menjadi calon wakil Presiden Jokowi, meski ada sebagian yang masih malu-malu. Sejumlah tokoh mencoba menarik perhatian dengan memasang baliho dan poster-poster besar di jalan-jalan.

Menarik memang mengamati siapa sosok paling ideal pendamping Jokowi.

"Wakil presiden adalah seorang muda yang dinilai publik sebagai internasionalis di bidang ekonomi dan perdagangan untuk membawa kebijakan mikro dan sektor rill serta bisnis," kata Hendropriyono. 

Ketika membaca berita yang memuat pernyataan Hendropriyono pada Desember silam itu, saya tertarik untuk menuliskannya dalam artikel dan mencoba membandingkannya dengan apa yang saat ini banyak ditulis media arus utama di Indonesia dan portal-portal opini. Hendropriyono tidak menyebut nama, tetapi saya bisa menarik kesimpulan dan menemukan beberapa hal menarik. Jika boleh saya ringkas, menurut Hendropriyono, pendamping paling ideal untuk Jokowi adalah "sosok ekonom dan Islam". 

"Calon Wakil Presiden yang akan datang adalah seorang muda dan berlatar belakang sipil yang dinilai publik sebagai nasionalis moderat," kata  Hendropriyono lagi. Lho, jadi, sosok militer tidak termasuk, Pak? 

"Sosok yang ekonom dan Islam" boleh saja diperdebatkan. Agak aneh, aku rasa. Padahal, banyak pendapat di luaran mengatakan Presiden Joko Widodo sangat membutuhkan sosok dengan latar belakang militer yang kuat. Banyak yang mengatakan, penunjukan Jenderal (Purn) Moeldoko dan Agum Gumelar di kabinet jilid 3 mengesankan persiapan Jokowi menjelang Pilpres 2019. Tetapi, apakah sosok militer cukup sebagai pembantu saja atau kah harus menjadi cawapres? 

Setidaknya, apa yang terjadi pada 2016-2017, menjadi dasar dan mewakili telaah diatas. Ada semacam persepsi yang dikembangkan oleh lawan pada waktu itu agar pemerintahan Jokowi tidak terlalu dekat dengan militer.

Soal kriteria ke dua, seperti kata Hendropriyono, bahwa pendamping Jokowi harus dari kalangan Islam, nyaris diamini banyak kalangan dan mustahil disangkal. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun